Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/01/2022, 15:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Vaskulitis mengacu pada sekelompok besar penyakit yang menyebabkan peradangan pada pembuluh darah.

Peradangan tersebut dapat menyebabkan dinding pembuluh darah menebal, membatasi aliran darah yang mengakibatkan kerusakan organ dan jaringan.

Baca juga: 12 Penyebab Diseksi Aorta, Robeknya Pembuluh Darah Aorta yang Perlu Diwaspadai

Penyebab

Penyebab pasti vaskulitis tidak sepenuhnya dipahami.

Berdasarkan Mayo Clinic, vaskulitis dapat dikaitkan dengan gangguan genetik yang menyerang sistem kekebalan tubuh.

Tipe

Menurut Medical News Today, terdapat dua kategori utama vaskulitis:

  • Vaskulitis primer, yaitu vaskulitis yang tidak diketahui penyebabnya
  • Vaskulitis sekunder, terjadi karena penyakit lain seperti infeksi, gangguan sistem kekebalan reaksi alergi, dan beberapa jenis kanker.

Selain itu, terdapat beberapa jenis vaskulitis yang spesifik, antara lain:

  • Penyakit Behcet
  • Penyakit Buerger
  • Vaskulitis sistem saraf pusat
  • Sindrom Churg-Strauss
  • Krioglobulinemia
  • Arteritis sel raksasa
  • Purpura Henoch-Schonlein
  • Penyakit Kawasaki
  • Arteritis Takayasu
  • Granulomatosis Wegener
  • Glomerulonefritis progresif cepat.

Baca juga: Gangguan Pembuluh Darah Juga Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi

Faktor risiko 

Terdapat faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko kondisi ini meliputi:

  • Gangguan atau kelainan sistem kekebalan tubuh
  • Riwayat keluarga dengan penyakit tertentu
  • Gaya hidup yang tidak sehat
  • Penggunaan obat-obatan tertentu
  • Memiliki hepatitis B atau C
  • Kanker darah.

Gejala

Berdasarkan Mayo Clinic, gejala dari sebagian besar jenis vaskulitis meliputi:

Gejala umum

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Penurunan berat badan
  • Sakit dan nyeri umum.

Gejala lainnya

  • Gejala lain terkait dengan bagian tubuh yang terdampak, termasuk:
  • Sistem pencernaan: rasa sakit setelah makan, darah dalam tinja
  • Telinga: pusing, telinga berdengung, gangguan pendengaran mendadak
  • Mata: terlihat merah, terasa gatal atau terbakar, gangguan penglihatan
  • Tangan atau kaki: mati rasa, kelemahan, pembengkakan pada tangan atau kaki
  • Paru-paru: sesak nafas, batuk darah
  • Kulit: muncul bintik merah, benjolan atau luka terbuka pada kulit.

Baca juga: 7 Penyebab Plak Bisa Terbentuk di Pembuluh Darah

Komplikasi 

Komplikasi vaskulitis akan tergantung pada jenis, tingkat keparahan, atau muncul sebagai efek samping dari pengobatan.

Komplikasi vaskulitis meliputi:

  • Kerusakan organ
  • Pembekuan darah dan aneurisma.
  • Kehilangan penglihatan atau kebutaan
  • Kelemahan sistem kekebalan yang membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi.

Diagnosis

Menurut Mayo Clinic, diagnosis vaskulitis dapat dilakukan dengan cara berikut:

  • Pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan
  • Tes darah, mencari tanda-tanda peradangan
  • Tes pencitraan, membantu menentukan pembuluh darah dan organ yang terpengaruh
  • Sinar-X pembuluh darah untuk memeriksa kondisi pembuluh
  • Biopsi, mengambil sampel kecil jaringan dari area tubuh dan mencari tanda-tanda vaskulitis.

Perawatan

Perawatan vaskulitis tergantung pada beberapa faktor, termasuk jenis vaskulitis, tingkat keparahan gejalanya, usia, dan kesehatannya secara umum.

Terkadang kondisi ini dapat hilang tanpa perawatan medis.

Baca juga: 8 Gejala Diseksi Aorta, Robeknya Pembuluh Darah Aorta yang Perlu Diwaspadai

Namun, menurut Medical News Today, perawatan umum vaskulitis mencakup:

  • Steroid, digunakan untuk mengurangi peradanga
  • Obat sistem kekebalan tubuh, digunakan jika Anda tidak merespon terapi steroid dengan baik terapi steroid
  • Resep obat sitotoksik, menghentikan sel sistem kekebalan yang menyebabkan peradangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com