Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/02/2022, 21:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit gondok mengacu pada kelenjar tiroid yang membesar.

Terkadang, seorang mengalami gondok dengan banyak nodul atau benjolan yang disebut gondok multinodular.

Baca juga: 9 Penyebab Gondok yang Perlu Diwaspadai

Gejala

Kebanyakan gondok multinodular tidak menimbulkan gejala apapun selama pemeriksaan fisik rutin.

Seseorang dengan gondok multinodular toksik yang menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid mungkin akan memiliki gejala hipertiroidisme, termasuk:

  • penurunan berat badan tiba-tiba yang tidak dapat dijelaskan
  • detak jantung cepat
  • nafsu makan meningkat
  • kegugupan atau kecemasan
  • tremor, biasanya di tangan
  • berkeringat
  • peningkatan kepekaan terhadap panas.

Gondok multinodular yang tumbuh besar juga dapat menyebabkan gejala, terutama jika mulai tumbuh ke dada.

Gejala gondok besar meliputi:

  • kesulitan bernapas atau menelan
  • merasa seperti ada makanan yang tersangkut di tenggorokan
  • memiliki perasaan penuh di leher.

Gondok yang sangat besar juga mungkin terlihat di leher.

Penyebab

Salah satu penyebab dari gondok multinodular adalah kekurangan yodium.

Iodium adalah mineral yang terdapat dalam jumlah kecil pada makanan seseorang.

Baca juga: 5 Gejala Gondok yang Perlu Diwaspadai

Tiroid menggunakan yodium untuk memproduksi hormon. Tanpa jumlah yang cukup, tiroid tidak dapat berfungsi secara normal.

Maka dari itu, produsen sering menambahkan Iodium pada garam yang disebut garam beryodium untuk mengurangi prevalensi disfungsi tiroid.

Beberapa faktor risiko, yaitu:

  • kekurangan yodium
  • faktor genetik yang memengaruhi produksi hormon tiroid
  • jenis kelamin, wanita lebih mungkin mengalami modul dan penyakit tiroid
  • usia, wanita berusida lebih tua berisiko lebih tinggi
  • riwayat keluarga dengan gondok multinodular
  • riwayat kondisi tiroid autoimun, seperti tiroiditis Hashimoto atau penyakit Graves.

Apabila kelenjar tiroid tidak membuat cukup hormon tiroid, kelenjar pitutari di otak akan melepaskan lebih banyak hormon perangsang tiroid (TSH).

Kelebihan TSH dapat menyebabkan tiroid membesar dan menimbulkan gondok multinodular.

Diagnosis

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat satu atau banyaknya nodul pada tiroid.

Beberapa tes yang mungkin digunakan:

  • kadar hormon tiroid serum (T3, T4)
  • TSH serum (hormon perangsang tiroid)
  • penyerapan dan pemindaian tiroid, atau penyerapan yodium radioaktif
  • USG tiroid.

Baca juga: Apa yang Terjadi Jika Kita Tidak Memiliki Kelenjar Tiroid?

Perawatan

Untuk menangani gondok multinodular, digunakan beta-blocker untuk mengontrol beberapa gejala hipertiroidisme hingga kadar hormon tiroid dalam tubuh terkendali.

Obat-obatan tertentu dapat memblokir atau mengubah cara kelenjar tiroid dalam menggunakan yodium.

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengontrol kelenjar tiroid yang terlalu aktif dapat meliputi:

  • sebelum pembedahan atau terapi radioiodine
  • sebagai pengobatan jangka panjang.

Yodium radioaktif diberikan melalui mulut, kemudian terkonsentrasi di jaringan tiroid yang terlalu aktif dan menyebabkan kerusakan.

Dalam beberapa kasus yang lebih jarang, dibutuhkan penggantian tiroid.

Pembedahan untuk tiroid dapat dilakukan saat:

  • gondok terlalu besar dan menyebabkan gejala hingga sulit bernapas atau menelan
  • timbul kanker tiroid
  • timbul penanganan cepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com