Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/02/2022, 19:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Batu kandung kemih adalah massa keras mineral dalam kandung kemih dan terjadi ketika mineral dalam urine yang pekat mengkristal dan membentuk batu.

Kondisi Ini umumnya terjadi akibat kesulitan untuk sepenuhnya mengosongkan kandung kemih Anda.

Baca juga: Kanker Kandung Kemih: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Penyebab

Batu kandung kemih dapat berkembang ketika kandung kemih Anda tidak kosong sepenuhnya dan menyebabkan urine menjadi pekat.

Melansir Mayo Clinic, penyebab batu kandung kemih meliputi:

Penyebab umum

  • Pembesaran kelenjar prostat yang dapat menghalangi aliran urine dan mencegah kandung kemih kosong sepenuhnya
  • Saraf yang rusak akibat stroke, cedera tulang belakang, atau masalah kesehatan lainnya.

Penyebab lainnya

  • Peradangan akibat infeksi saluran kemih atau terapi radiasi ke panggul
  • Alat kesehatan seperti kateter kandung kemih atau benda-benda yang secara tidak sengaja masuk ke kandung kemih seperti alat kontrasepsi
  • Batu ginjal.

Faktor risiko 

Berikut faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami batu kandung kemih, antara lain:

  • Berjenis kelamin pria
  • Berusia di atas 50 tahun
  • Mengalami pembesaran prostat dan kerusakan saraf.

Baca juga: 8 Penyebab Kanker Kandung Kemih yang Perlu Diwaspadai

Gejala

Berdasarkan Medical News Today, gejala yang mungkin terjadi ketika memiliki batu kandung kemih adalah:

  • Ketidaknyamanan atau rasa sakit pada penis untuk pria
  • Buang air kecil lebih teratur atau aliran urine yang terputus-putus
  • Membutuhkan waktu lebih lama untuk memulai aliran saat buang air kecil
  • Sakit di daerah perut bagian bawah
  • Nyeri dan ketidaknyamanan saat buang air kecil
  • Darah dalam urine
  • Urine keruh atau gelap tidak normal.

Diagnosis

Menurut Medical News Today, diagnosis batu kandung kemih dapat dilakukan dengan cara berikut:

  • Pemeriksaan fisik untuk merasakan jika kandung kemih membesar
  • Urinalisis untuk menguji sampel urine untuk mendeteksi tanda-tanda darah, bakteri, dan mineral yang mengkristal
  • CT-scan dan sinar-X untuk membangun gambar detail organ dalam
  • Ultrasound, membuat gambar dengan memantulkan suara dari organ dalam
  • Pielografi intravena, cairan khusus yang disuntikkan ke dalam vena melalui ginjal dan kandung kemih untuk mencari tanda-tanda batu ginjal.

Perawatan

Minum banyak air dapat membantu batu kecil keluar secara alami.

Namun, karena batu kandung kemih sering kali disebabkan oleh kesulitan mengosongkan kandung kemih Anda sepenuhnya, air ekstra mungkin tidak cukup untuk membuat batu keluar.

Baca juga: Infeksi Saluran Kemih pada Pria: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Sebagian besar waktu, Anda harus menghilangkan batu-batu itu. Ada beberapa cara untuk melakukan ini.

Berdasarkan Mayo Clinic, terdapat beberapa cara untuk mengatasi batu kandung kemih, di antaranya:

  • Memecah batu menjadi potongan-potongan kecil dan mengeluarkannya dari kandung kemih
  • Operasi pengangkatan pada batu kandung kemih yang berukuran besar atau terlalu sulit untuk dipecah.

Komplikasi 

Menurut Medical News Today, batu kandung kemih dapat menyebabkan komplikasi jika tidak segera ditangani, seperti:

  • Disfungsi kandung kemih kronis
  • Infeksi saluran kemih.

Pencegahan 

Berdasarkan Mayo Clinic, Anda dapat mencegah atau menurunkan risiko memiliki batu kandung kemih dengan cara berikut:

  • Segera temui dokter jika Anda mengalami gejala yang tidak biasa saat buang air kecil
  • Minum banyak air yang dapat membantu mengencerkan konsentrasi mineral di kandung kemih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com