Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/03/2022, 13:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dermatitis kontak merupakan kondisi yang terjadi ketika bahan kimia bersentuhan dengan kulit dan menyebabkan reaksi seperti iritasi.

Pada umumnya, reaksi dermatitis kontak tidak parah. Namun, kondisi ini akan mengganggu kenyamanan akibat rasa gatal.

Baca juga: Kenali Apa itu Dermatitis, Jenis, dan Penyebabnya

Penyebab

Berdasarkan Healthline, penyebab dermatitis kontak dapat dibedakan sesuai dengan jenis yang mendasarinya, yaitu:

Dermatitis kontak alergi

Terjadi ketika kulit mengembangkan reaksi alergi setelah terkena zat asing sehingga menyebabkan rasa gatal dan iritasi.

  • Perhiasan yang terbuat dari nikel atau emas
  • Sarung tangan karet
  • Parfum atau bahan kimia dalam kosmetik dan produk perawatan kulit.

Dermatitis kontak iritan

Kondisi umum yang terjadi ketika kulit bersentuhan dengan bahan beracun, seperti:

  • Asam baterai
  • Pemutih
  • Pembersih saluran pembuangan
  • Minyak tanah
  • Deterjen
  • Semprotan merica.

Selain itu, dermatitis kontak iritan juga dapat terjadi ketika kulit bersentuhan dengan bahan yang tidak terlalu mengiritasi seperti sabun bahkan air.

Baca juga: Dermatitis: Jenis, Penyebab, Pencegahan hingga Cara Mengatasinya

Dermatitis fotokontak

Kondisi ini merupakan kasus yang jarang terjadi.

Dermatitis fotokontak menghasilkan reaksi akibat bahan aktif dalam produk kulit terkena sinar matahari dan menyebabkan iritasi.

Gejala

Berdasarkan Mayo Clinic, gejala dermatitis kontak meliputi:

  • Ruam merah
  • Gatal, yang mungkin parah
  • Kulit kering, pecah-pecah, bersisik
  • Benjolan dan lecet, terkadang dengan keluarnya cairan dan pengerasan kulit
  • Pembengkakan, terbakar atau nyeri tekan.

Segera temui dokter jika Anda mengalami perkembangan gejala sebagai berikut:

  • Ruam menyebabkan Anda kurang tidur atau terganggu dari aktivitas sehari-hari
  • Ruam tiba-tiba terasa menyakitkan atau meluas
  • Ruam tidak membaik dalam tiga minggu
  • Ruam memengaruhi wajah atau alat kelamin.

Diagnosis 

Diagnosis dermatitis kontak dapat dilakukan dengan cara berikut:

  • Diskusi mengenai gejala
  • Pemeriksaan kulit untuk mencatat pola dan intensitas ruam
  • Tes tempel untuk melihat kemungkinan alergi terhadap sesuatu.

Baca juga: Dermatitis Atopik: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati

Perawatan 

Sebagian besar kasus dermatitis kontak hilang dengan sendirinya setelah zat tersebut tidak lagi bersentuhan dengan kulit.

Namun, berdasarkan Healthine, berikut beberapa perawatan yang dapat Anda lakukan di rumah:

  • Hindari menggaruk kulit yang teriritasi
  • Bersihkan kulit dengan sabun lembut dan air hangat untuk menghilangkan iritasi
  • Berhenti menggunakan produk yang menurut Anda dapat menyebabkan masalah
  • Gunakan perawatan anti-gatal seperti krim hidrokortison
  • Konsumsi obat antihistamin untuk mengurangi rasa gatal dan mengurangi respon alergi.

Dokter akan meresepkan krim steroid yang lebih kuat jika perawatan di rumah tidak efektif untuk menenangkan kulit Anda.

Pencegahan 

Menghindari paparan awal terhadap iritasi dapat membantu mencegah dermatitis kontak, seperti:

  • Beli produk berlabel "hipoalergenik" atau "tanpa pewangi"
  • Menahan diri dari mengenakan sarung tangan lateks jika Anda memiliki alergi lateks
  • Kenakan kemeja lengan panjang dan celana saat hiking di alam liar
  • Jika Anda melihat iritasi dari produk baru, segera hentikan penggunaannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com