Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 02/06/2022, 11:36 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

dr. Jaka Pradipta, Sp.P
Divalidasi oleh:
dr. Jaka Pradipta, Sp.P

Dokter Spesialis Paru Mayapada Hospital Kuningan. www.mayapadahospital.com

KOMPAS.com - Kanker paru merupakan penyakit akibat terjadinya pembelahan sel yang tidak terkendali pada saluran napas.

Paru merupakan organ pada rongga dada yang berperan dalam sistem pernapasan yaitu menyerap oksigen untuk masuk kedalam tubuh saat kita menarik napas dan melepaskan karbon dioksida ketika kita menghembuskan napas.

Kondisi sel pada saluran napas yang membelah secara abnormal dapat menyebabkan kanker menjadi bertambah besar dan mengganggu sistem pernapasan.

Selain itu, sel kanker juga dapat menyebar dan membuat kerusakan pada organ tubuh lainnya.

Baca juga: Bagaimana Asap Rokok Bisa Picu Kanker Paru-Paru?

Jenis

Kanker pada paru yang berawal dari saluran napas disebut kanker paru primer.

Sementara itu, kanker yang menyebar ke paru-paru dari organ tubuh lain disebut sebagai kanker paru-paru sekunder atau metastasis kanker di paru.

Berdasarkan gambaran morfologinya, secara garis besar kanker paru dibagi menjadi:

  • kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK): terjadi sebanyak kurang lebih 80 persen kasus kanker paru. Jenis ini dapat dibagi lagi menjadi berbagai jenis, yaitu karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma, atau karsinoma sel besar, dan jenis lainnya yang jarang ditemukan
  • kanker paru jenis sel kecil (KPKSK): terjadi sebanyak kurang lebih 20 persen dari kasus kanker paru. Respons pengobatan umumnya kurang baik dibandingkan dengan KPKBSK.

Jenis kanker paru-paru yang diderita pasien menentukan perawatan yang akan diberikan.

Gejala

Seseorang dengan kanker paru-paru mungkin tidak memiliki gejala apapun hingga stadium lanjut.

Gejala yang muncul kadang dapat menyerupai gejala dari infeksi pernapasan.

Beberapa gejala yang timbul dapat meliputi:

  • perubahan suara seseorang, seperti suara serak
  • infeksi, seperti bronkitis atau pneumonia
  • pembengkakan pada kelenjar getah bening
  • batuk yang berlangsung lama dan memburuk
  • nyeri dada
  • sesak napas dan mengi.

Baca juga: Kanker Paru-Paru Mengintai Siapa Saja, Begini Cara Mencegahnya

Seiring waktu, seseorang juga mungkin juga mengalami gejala yang lebih berat, seperti:

  • nyeri dada yang hebat
  • nyeri tulang dan patah tulang
  • sakit kepala
  • batuk darah
  • penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan
  • kelelahan.

Penyebab

Asap rokok merupakan penyebab terbesar dalam terjadinyakanker paru, baik pada perokok ataupun orang yang terpapar asap rokok.

Namun, kanker paru juga dapat terjadi pada seseorang yang tidak pernah merokok dan yang tidak pernah terpapar sekalipun dalam waktu lama.

Dalam kasus ini, tidak ada penyebab jelas dari kanker paru.

Beberapa faktor risiko dari kanker paru-paru, yaitu:

  • paparan radiasi
  • paparan gas radon
  • paparan asbes dan karsinogen lainnya
  • riwayat keluarga dengan kanker paru-paru.

Diagnosis

Dokter akan melakukan biopsi, yaitu pengambilan jaringan untuk dianalisis di laboratorium untuk menentukan jenis kanker.

Baca juga: Siapa yang Berisiko Besar Terkena Penyakit Kanker Paru-paru?

Beberapa pemeriksaan lain, yaitu:

  • pemindaian CT toraks
  • rontgen toraks
  • bronkoskopi
  • torakoskopi atau pembedahan toraks.

Perawatan

Penanganan akan bergantung kepada berbagai faktor, seperti:

  • jenis kanker
  • stadium kanker
  • kondisi kesehatan pasien secara umum
  • preferensi individu.

Beberapa pilihan pengobatan yang dilakukan meliputi:

  • Pembedahan 
  • kemoterapi
  • terapi radiasi
  • terapi target
  • imunoterapi
  • terapi paliatif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com