Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 14/09/2022, 10:19 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

dr. Suwito Indra, Sp.PD-KGEH, FINASIM
Divalidasi oleh:
dr. Suwito Indra, Sp.PD-KGEH, FINASIM

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi Hepatologi Mayapada Hospital Kuningan www.mayapadahospital.com

KOMPAS.com - Hati merupakan organ yang berperan penting dalam sistem pencernaan.

Salah satu fungsi hati adalah memecah lemak dari makanan dan mengubahnya menjadi energi sehingga wajar apabila terdapat sejumlah kecil lemak di dalam hati.

Namun, apabila jumlah lemak mencapai 10 persen dari berat hati maka organ hati mengalami penyakit yang disebut perlemakan hati.

Baca juga: 6 Makanan yang Baik Dikonsumsi Penderita Perlemakan Hati

Perlemakan hati atau fatty liver sering kali disebabkan akibat konsumsi alkohol secara berlebihan dan kadar kolesterol yang tinggi.

Perlemakan hati atau hepatic steatosis merupakan penumpukan lemak di hati yang dapat memicu peradangan (inflamasi).

Peradangan yang tidak kunjung sembuh akan memicu terbentuknya jaringan parut (sirosis) dan menimbulkan gangguan pada fungsi hati.

Maka dari itu, kondisi ini harus segera ditangani agar tidak menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius.

Gejala

Mengutip Cleveland Clinic, perlemakan hati sering kali tidak menimbulkan gejala hingga menyebabkan peradangan.

Kondisi ini ditandai dengan beberapa gejala berikut:

  • Rasa nyeri atau begah pada bagian kanan atas perut
  • Mual
  • Tidak nafsu makan
  • Penurunan berat badan
  • Kulit dan bagian putih mata (sklera) berwarna kekuningan atau disebut jaundice
  • Perut dan kaki membengkak (edema)
  • Tubuh terasa lemah dan lelah.

Baca juga: 10 Cara Mengobati Penyakit Perlemakan Hati Secara Alami

Penyebab

Merangkum WebMD dan Healthline, terdapat dua jenis perlemakan hati yang digolongkan berdasarkan penyebabnya. Berikut penjelasannya:

Perlemakan hati akibat konsumsi alkohol (alcoholic fatty liver disease)

Kondisi ini terjadi akibat kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.

Hal ini dapat menyebabkan metabolisme di hati terganggu dan malah meningkatkan kemampuan hati dalam menyimpan lemak.

Perlemakan hati yang tidak terkait alkohol (nonalcoholic fatty liver disease)

Perlemakan hati juga dapat dialami oleh orang yang tidak mengonsumsi minuman beralkohol.

Namun, penyebab kondisi ini cenderung lebih sulit untuk diketahui. Akan tetapi, sindrom metabolik diduga berkaitan dengan terjadinya penyakit ini.

Sindrom metabolik meliputi beberapa kondisi berikut:

  1. Obesitas atau orang dengan lingkar pinggang yang melebihi batas normal
  2. Trigliserida tinggi
  3. Kolesterol HDL (kolesterol baik) rendah
  4. Tekanan darah tinggi atau hipertensi
  5. Kadar gula darah tinggi atau hiperglikemia.

Perlemakan hati yang tidak terkait alkohol dapat terbagi menjadi dua kondisi berikut:

Baca juga: 3 Penyebab Perlemakan Hati yang Perlu Diwaspadai

  1. Perlemakan hati sederhana (steatosis)
    Pada kondisi ini, tidak terjadi peradangan pada sel yang ada di hati sehingga perlemakan hati tidak rentan memicu komplikasi
  2. Steatosis nonalkohol
    Merupakan perlemakan hati yang diikuti oleh peradangan dan kerusakan pada sel-sel yang ada di hati.

    Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi berupa terbentuknya jaringan parut pada hati (fibrosis), sirosis, hingga kanker hati.

Faktor risiko

Menurut WebMD, berikut beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang mengalami perlemakan hati:

  • Kekurangan gizi (malnutrisi)
  • Mengalami penyakit infeksi, misalnya hepatitis C
  • Resistensi insulin
  • Diabetes tipe 2
  • Mengidap sindrom ovarium polikistik atau PCOS
  • Mengalami sleep apnea
  • Menderita hipotiroidisme atau kelenjar tiroid yang kurang aktif
  • Mengidap hipopituitarisme atau kelenjar pituitari yang kurang aktif
  • Penurunan berat badan secara drastis
  • Paparan zat beracun
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid, methotrexate, estrogen sintetik, dan tamoxifen.

Baca juga: 13 Gejala Perlemakan Hati yang Perlu Diwaspadai

Diagnosis

Dilansir dari situs Healthline, diagnosis perlemakan hati diawali dengan tanya jawab mengenai gejala, gaya hidup, serta riwayat kesehatan pasien dan keluarga.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan meraba atau menekan area perut guna mendeteksi organ hati yang membesar.

Selain itu, dokter mungkin memerlukan beberapa pemeriksaan penunjang berikut guna memastikan diagnosis:

  1. Tes darah
    Memeriksa fungsi hati dengan mengevaluasi adanya kenaikan enzim hati, seperti alanine aminotransferase (ALT) dan aspartate aminotransferase (AST)
  2. Tes pencitraan
    Tes pencitraan, seperti USG, CT scan, atau MRI dapat dilakukan untuk mendeteksi keberadaan lemak dalam hati dan jaringan parut pada hati
  3. Biopsi hati
    Dokter akan menusukkan jarum ke dalam hati untuk mengambil sampel jaringan lalu diperiksa lebih lanjut guna menentukan tingkat keparahan penyakit hati.

Perawatan

Merangkum Mayo Clinic dan Healthdirect, hingga saat ini masih belum ada obat yang dapat menyembuhkan perlemakan hati.

Pada sebagian besar kasus, perubahan gaya hidup dapat membantu meredakan gejala perlemakan hati.

Perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan, meliputi:

Baca juga: 7 Cara Menghilangkan Fatty Liver dengan Obat dan Gaya Hidup Sehat

  • Berhenti atau membatasi konsumsi minuman beralkohol
  • Menurunkan berat badan dengan beberapa cara berikut:
    1. Konsumsi makanan tinggi serat, seperti sayur dan buah-buahan
    2. Batasi konsumsi makanan tinggi kalori dan lemak trans
    3. Hindari makanan dan minuman tinggi gula
  • Rutin melakukan olahraga, setidaknya 30 menit setiap hati
  • Mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter untuk mengendalikan kadar gula darah dan kolesterol
  • Berhenti merokok.

Selain perubahan gaya hidup, vitamin E dan pioglitazone (obat untuk mengobati diabetes) diduga dapat memperbaiki kondisi perlemakan hati.

Vitamin E dan pioglitazone juga dapat membantu mengurangi peradangan dan mencegah kerusakan akibat perlemakan hati yang tidak terkait alkohol.

Meskipun demikian, penggunaan obat tersebut masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Pada kasus yang parah, pasien memerlukan tindakan cangkok hati atau transplantasi hati.

Prosedur ini dilakukan untuk mengganti organ hati yang sudah tidak berfungsi dengan organ hati dari donor.

Komplikasi

Dikutip dari Mayo Clinic, jika tidak ditangani dengan tepat, perlemakan hati akan menyebabkan sirosis yang memicu sejumlah komplikasi berikut:

Baca juga: 5 Bahaya Fatty Liver yang Perlu Diwaspadai

  1. Penumpukan cairan pada rongga perut (asites)
  2. Pembesaran pembuluh darah vena pada kerongkongan (varises esofagus) yang dapat pecah dan menyebabkan perdarahan
  3. Kebingungan dan penurunan kesadaran
  4. Kanker hati
  5. Gagal hati.

Pencegahan

Menurut WebMD, tindakan pencegahan perlemakan hati akan disesuaikan dengan jenisnya.

Perlemakan hati terkait alkohol dapat dicegah dengan beberapa cara berikut:

  1. Membatasi konsumsi minuman beralkohol
  2. Mencegah penyakit hepatitis C dengan menghindari risikonya, seperti tidak berbagi penggunaan barang pribadi dengan orang lain
  3. Hindari konsumsi minuman beralkohol saat sedang mengonsumsi obat-obatan, terutama obat pereda nyeri, seperti asetaminofen atau parasetamol.

Sementara itu, perlemakan hati yang tidak terkait alkohol dapat dicegah dengan beberapa cara berikut:

  1. Mengonsumsi makanan yang sehat
  2. Menjaga berat badan tetap ideal dan sehat, lakukan diet jika memiliki berat badan berlebih
  3. Rutin berolahraga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com