Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/04/2022, 19:35 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit saraf motorik (MND) adalah sekelompok penyakit yang menyebabkan saraf motorik di tulang belakang dan otak kehilangan fungsinya seiring waktu.

MND adalah bentuk penyakit neurodegeneratif yang langka namun parah.

Tidak ada obat untuk penyakit ini, tetapi ada perawatan untuk membantu mengurangi dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari pengidapnya.

Baca juga: Nyeri Saraf (Neuralgia)

Penyintas MND hidup dengan kondisi ini selama bertahun-tahun.

MND dapat secara signifikan memperpendek harapan hidup dan pada akhirnya bisa menyebabkan kematian.

Beberapa jenis penyakit saraf mtotorik meliputi:

  • ALS
  • Sklerosis lateral primer
  • Kelumpuhan bulbar progresif (PBP)
  • Atrofi otot progresif
  • Atrofi otot tulang belakang.

Penyebab

Neuron motorik menginstruksikan otot untuk bergerak dengan meneruskan sinyal dari otak.

Saraf ini berperan dalam gerakan sadar dan otomatis, seperti menelan dan bernapas.

Melansir Medical News Today, hingga kini ahli menduga 10 persen penyebab MND berasal keturunan, sementara 90 persen lainnya berkembang secara acak.

National Institute of Neurological Diseases and Stroke Amerika Serikat melaporkan bahwa faktor genetik, racun, virus, dan lingkungan lainnya bisa menjadi penyebab penyakit saraf motorik.

Meski begitu, penyebab pasti penyakit langka ini masih belum jelas.

Gejala

Gejala penyakit saraf motorik terjadi secara bertahap dan mungkin tidak terlihat jelas pada awalnya.

Baca juga: Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS)

Gejala awal dapat meliputi:

  • Kelemahan di pergelangan kaki atau kaki 
  • Bicara cadel yang dapat berkembang menjadi kesulitan menelan beberapa makanan
  • Cengkeraman yang lemah
  • Kram otot dan kedutan
  • Penurunan berat badan
  • Kesulitan menghentikan diri untuk menangis atau tertawa dalam situasi yang tidak seharusnya.

Diagnosis

Akan sulit untuk mendiagnosis penyakit neuron motorik pada tahap awal.

Tidak ada tes tunggal untuk diagnosis dan beberapa kondisi menyebabkan gejala yang sama.

Untuk membantu menyingkirkan kondisi lain, melansir NHS, tes diagnosis berikut dapat dilakukan:

  • Tes darah
  • Pemindaian otak dan tulang belakang
  • Tes untuk mengukur aktivitas listrik di otot dan saraf 
  • Tusukan lumbal.

Perawatan

Tidak ada obat untuk penyakit saraf motorik, tetapi beberapa perawatan dapat membantu mengurangi dampak gejala pada kehidupan pengidapnya.

Baca juga: Kelumpuhan

Perawatan tersebut meliputi:

  • Klinik yang sangat terspesialisasi, biasanya melibatkan perawat spesialis dan terapi okupasi untuk membantu mempermudah tugas sehari-hari
  • Fisioterapi dan latihan untuk mempertahankan kekuatan dan mengurangi kekakuan
  • Konseling ahli terapi wicara dan bahasa
  • Konseling ahli gizi tentang diet dan makan
  • Obat riluzole yang dapat sedikit memperlambat perkembangan kondisi
  • Obat-obatan untuk meredakan kekakuan otot dan membantu masalah air liur.

Temui dokter apabila melihat kemungkinan gejala awal penyakit saraf motorik, seperti kelemahan otot.

Kecil kemungkinan seseorang memiliki penyakit saraf motorik, tetapi mendapatkan diagnosis yang benar sedini mungkin dapat membantu mendapatkan perawatan dan dukungan yang dibutuhkan.

Komplikasi

Penyakit saraf motorik secara bertahap memburuk dari waktu ke waktu. Bergerak, menelan, dan bernapas menjadi semakin sulit.

Perawatan seperti selang makanan atau oksigen melalui masker wajah bisa diperlukan.

Kondisi ini akhirnya dapat menyebabkan kematian, tetapi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tahap ini sangat bervariasi.

Beberapa orang hidup selama bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun dengan berjuang melawan penyakit saraf motorik.

Baca juga: Apakah Kerusakan Saraf Akibat Diabetes Bisa Disembuhkan?

Pencegahan

Mngutip The Conversation, faktor diet tertentu, seperti asupan antioksidan dan vitamin E yang lebih tinggi dapat mengurangi risiko penyakit saraf motorik berdasarkan beberapa penelitian. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com