Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/05/2022, 14:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Quadriplegia adalah kondisi ketika kedua lengan dan kedua kaki seseorang berhenti bekerja.

Masalah saraf ini biasanya terjadi karena cedera atau penyakit yang mempengaruhi otak atau sumsum tulang belakang.

Sumsum tulang belakang adalah bundel panjang saraf yang berjalan dari bagian bawah otak ke bawah melalui tengah punggung.

Baca juga: Kelumpuhan

Organ ini membawa pesan dari otak ke seluruh tubuh.

Jika sumsum tulang belakang terluka, pesan berhenti dan tidak sampai ke tujuan.

Penyebab

Quadriplegia terjadi ketika kerusakan berada di pangkal leher atau tengkorak.

Penyebab paling umum adalah trauma, seperti dari cedera olahraga, kecelakaan mobil, atau jatuh.

Penyebab lainnya adalah:

  • Sklerosis ganda
  • Sklerosis lateral amiotrofik (ALS).

Hal-hal yang dapat meningkatkan risiko masalah ini adalah:

  • Bermain olahraga fisik tertentu, seperti sepak bola, rugby, gulat, senam, menyelam, selancar, hoki es, dan ski lereng
  • Riwayat keluarga dengan penyakit saraf tertentu yang diturunkan
  • Riwayat kanker yang dapat menyebabkan tekanan pada sumsum tulang belakang.

Gejala

Kelumpuhan akibat quadriplegia bisa total atau sebagian. 

Hal ini tergantung pada seberapa banyak sumsum tulang belakang yang rusak.

Masalah lain bisa jadi meliputi:

Baca juga: Cara Mencegah Lumpuh Otak pada Anak Sejak dalam Kandungan

  • Hilangnya kontrol kandung kemih atau usus
  • Hilangnya fungsi seksual
  • Kesulitan bernapas
  • Masalah duduk tegak.

Ketidakaktifan dapat menyebabkan masalah lain, seperti:

  • Luka tekan
  • Ketegangan otot yang tidak normal
  • Radang paru-paru
  • Infeksi saluran kemih
  • Tulang melemah
  • Sakit kronis.

Orang juga bisa menjadi depresi karena:

  • Kurangnya dukungan sosial dan emosional
  • Menjadi lebih ketergantungan pada orang lain.

Diagnosis

Dokter akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan pasien.

Pemeriksaan fisik akan dilakukan. Banyak spesialis kesehatan akan terlibat dalam diagnosis.

Tes darah juga akan dilakukan.

Cairan di sekitar otak dan tulang belakang juga dapat diuji. Tes ini dapat dilakukan dengan pungsi lumbal.

Tes lain yang bisa dilakukan antara lain:

Baca juga: Penyebab dan Faktor Risiko Lumpuh Otak pada Anak

  • CT scan
  • Pemindaian MRI
  • Mielografi (jarang digunakan).

Fungsi saraf dapat diuji dan dapat dilakukan dengan:

  • Studi konduksi saraf
  • Potensi membangkitkan somatosensori (jarang digunakan).

Perawatan

Perawatan darurat akan dibutuhkan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Pilihannya meliputi:

  • Steroid dan obat-obatan lain untuk mengurangi kerusakan saraf dan jaringan di sekitarnya
  • Pembedahan untuk menstabilkan tulang belakang atau mengurangi tekanan padanya
  • Terapi
  • Terapi fisik
  • Terapi okupasi
  • Terapi wicara
  • Terapi psikologis.

Siapa pun yang memiliki trauma signifikan pada kepala atau leher memerlukan evaluasi medis segera untuk cedera tulang belakang.

Faktanya, paling aman untuk berasumsi bahwa korban trauma mengalami cedera tulang belakang sampai terbukti sebaliknya karena:

Baca juga: Kelumpuhan Tidur (Sleep Paralysis)

  • Cedera tulang belakang yang serius tidak selalu langsung terlihat. Jika tidak diketahui, cedera yang lebih parah dapat terjadi
  • Mati rasa atau kelumpuhan bisa langsung atau datang secara bertahap
  • Waktu antara cedera dan pengobatan dapat menjadi penting dalam menentukan tingkat dan tingkat keparahan komplikasi serta kemungkinan tingkat pemulihan yang diharapkan.

Komplikasi

Area yang sering terkena dampak dari quadriplegia meliputi:

  • Kontrol kandung kemih
  • Kontrol usus
  • Kontrol peredaran darah
  • Sistem pernapasan
  • Kepadatan tulang
  • Bentuk otot
  • Kesehatan seksual
  • Nyeri
  • Depresi.

Pencegahan

Ikuti saran ini untuk dapat mengurangi risiko cedera tulang belakang dan quadriplegia:

  • Berkendara dengan aman
  • Periksa kedalaman air sebelum menyelam
  • Lakukan tindakan pencegahan saat berolahraga
  • Jangan minum alkohol sambil mengemudi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau