Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/05/2022, 06:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tiroiditis adalah pembengkakan (radang) pada kelenjar tiroid. 

Masalah ini menyebabkan kadar hormon tiroid yang sangat tinggi atau rendah dalam darah.

Tiroid adalah kelenjar berbentuk kupu-kupu di leher dan penghasil hormon yang mengontrol pertumbuhan serta metabolisme tubuh.

Baca juga: Mengenal Tiroiditis Hashimoto, Penyakit Autoimun Tiroid

Hormon-hormon ini memengaruhi detak jantung, suhu tubuh, dan mengubah makanan menjadi energi untuk menjaga tubuh tetap berjalan.

Penyebab

Penyebab tiroiditis tergantung pada jenis penyakit yang diderita.

Jenis tiroiditis meliputi:

  • Tiroiditis Hashimoto
  • Tiroiditis diam atau tiroiditis tanpa rasa sakit
  • Tiroiditis pascamelahirkan
  • Tiroiditis yang diinduksi radiasi
  • Tiroiditis subakut atau tiroiditis de Quervain
  • Tiroiditis akut atau tiroiditis supuratif
  • Tiroiditis yang diinduksi obat.

Sebagian besar jenis di atas terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid.

Hal ini menyebabkan peradangan dan merusak sel-sel tiroid.

Sistem kekebalan tubuh balik menyerang umumnya dikarenakan penyakit autoimun, seperti penyakit Hashimoto.

Jenis tiroiditis lain terjadi akibat penggunaan radiasi atau obat-obatan tertentu.

Infeksi virus atau bakteri juga dapat menyebabkan tiroiditis.

Baca juga: Bagaimana Penyakit Tiroid Bisa Memengaruhi Jantung?

Gejala

Gejala tiroiditis tergantung pada jenis tiroiditis dan fase tiroiditis.

Fase hipertiroid (tiroid berlebih) biasanya berlangsung singkat.

Jika sel cepat rusak dan terjadi kebocoran hormon tiroid berlebih, seseorang bisa menunjukkan gejala hipertiroidisme, seperti:

  • Menjadi khawatir
  • Merasa mudah tersinggung
  • Sulit tidur
  • Detak jantung cepat
  • Kelelahan
  • Penurunan berat badan yang tiba-tiba
  • Peningkatan keringat dan intoleransi panas
  • Kecemasan dan kegugupan
  • Nafsu makan meningkat
  • Tremor.

Fase yang lain, yakni hipotiroid (kekurangan tiroid), bisa bertahan lama dan bisa menjadi permanen.

Jika sel rusak dan kadar hormon tiroid turun, seseorang akan menunjukkan gejala hipotiroidisme, seperti:

  • Kelelahan
  • Kenaikan berat badan yang tidak terduga
  • Sembelit
  • Depresi
  • Kulit kering
  • Kesulitan melakukan latihan fisik
  • Penurunan kemampuan mental untuk berkonsentrasi dan fokus.

Baca juga: 6 Cara Menurunkan Risiko Terkena Penyakit Tiroid

Diagnosis

Tes diagnosis untuk tiroiditis antara lain:

  • Tes fungsi tiroid untuk mengukur jumlah hormon (hormon perangsang tiroid atau TSH, T3, dan T4) dalam darah
  • Tes antibodi tiroid
  • Tingkat sedimentasi eritrosit (ESR atau sed rate) 
  • Ultrasound atau sonogram tiroid
  • Penyerapan yodium radioaktif (RAIU).

Perawatan

Pengobatan untuk tiroiditis tergantung pada jenis dan gejala yang dialami.

Pada masalah hipertiroidisme, dokter akan meresepkan obat  beta blocker. 

Resep tersebut membantu menurunkan detak jantung dan mengurangi tremor.

Karena hipertiroidisme seringkali bersifat sementara, dokter akan mengurangi dosis obat ini saat gejala membaik.

Jika memiliki gejala hipotiroidisme, dokter akan meresepkan penggantian hormon tiroid. 

Penggantian hormon bertujuan membantu mengembalikan kadar hormon tubuh dan membuat metabolisme kembali normal.

Diperlukan beberapa kali percobaan untuk mendapatkan dosis hormon tiroid sintetis yang tepat.

Baca juga: Waspadai, Gangguan Tiroid Bisa Memicu Depresi

Dokter dapat mengurangi dosis obat ini dari waktu ke waktu saat gejala membaik.

Bicaralah dengan dokter jika memiliki rasa sakit di tiroid.

Biasanya dokter merekomendasikan anti-inflamasi ringan, seperti aspirin atau ibuprofen untuk mengatasi rasa sakit.

Nyeri tiroid yang parah mungkin memerlukan pengobatan dengan terapi steroid.

Hubungi dokter jika mengalami rasa sakit di tiroid atau gejala yang berhubungan dengan tiroiditis.

Komplikasi

Seiring waktu, hipotiroidisme yang tidak diobati dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, seperti:

  • Obesitas
  • Nyeri sendi
  • Infertilitas
  • Penyakit jantung.

Selain itu, pada hipertiroidisme yang parah dan tidak diobati, pengidapnya berisiko mengalami komplikasi berikut:

  • Detak jantung tidak teratur
  • Pembekuan darah
  • Gagal jantung
  • Stroke.

Baca juga: Hati-Hati, Gangguan Tiroid Bisa Memicu Jerawat

Pencegahan

Sebagian besar kasus tiroiditis tidak dapat dicegah.

Jika memiliki masalah kesehatan yang memerlukan perawatan menggunakan yodium radioaktif atau terapi radiasi, bicarakan dengan dokter tentang risiko tiroiditis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com