Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chitosan, Limbah Kulit Udang untuk Diabetes dan Hipertensi

Kompas.com - 10/01/2008, 23:13 WIB

Jangan sia-siakan limbah kulit udang dan kepiting. Ekstrak zat kerak yang lebih populer dengan nama chitosan ini mampu mengatasi tekanan darah tinggi, diabetes, hati, kanker, dan gangguan organ tubuh. Terakhir chitosan diyakini bisa sebagai bahan pengawet makanan, seperti formalin.

Sri Haryati (65) sudah lama mengalami gangguan tekanan darah tinggi. Seperti dituturkan ibu rumah tangga yang tinggal di bilangan Blok A, Jakarta Selatan ini, setahun lalu, tekanan darahnya sampai di atas 200 mmHg, paling rendah 140.

Oleh dokter yang memeriksanya, Sri dianjurkan mengonsumsi obat antihipertensi. Selain itu, ia diharuskan banyak istirahat dan dilarang mengemudikan mobil.

Bosan minum obat kimia, pengobatan alternatif menjadi pilihan Sri. Untunglah dia bertemu Sinse Harry, akupunturis dan herbalis yang berpraktik di bilangan Pluit, Jakarta Utara.

Sri dianjurkan mengonsumsi ekstrak zat kerak udang atau kepiting, yang biasa disebut chitosan. Sebulan kemudian, tekanan darahnya turun menjadi 120/90 mmHg. Kini, ia mengaku tekanan darahnya stabil di angka 120/80.

Pengalaman lain, Karyati (34) sempat mempunyai berat badan hingga 70 kg dengan tinggi badan 157 cm. Kondisi tersebut membuat karyawati perusahaan telekomunikasi ini kurang percaya diri. Beberapa terapi dilakoni, yakni ikut klub senam kebugaran dan minum teh pelangsing.

Berat badannya memang turun menjadi 60 kg, tetapi kepalanya jadi sering pusing dan keseimbangannya terganggu. “Kalau sedang berjalan, badan terasa melayang. Begitu juga bila mau berdiri selepas duduk,” tuturnya.

Atas anjuran Dr. Setiawan, Ph.D, dokter sekaligus herbalis, Karyati mengonsumsi kapsul chitosan. Setelah dua bulan, berat badannya turun menjadi 50 kg.
Lainnya, Hendra Mustofa (28) menderita sakit maag sejak duduk di bangku SMA.

Ketika kuliah, ia sering tak sadarkan diri karena derita maag yang tak tertahankan. Beberapa pengobatan telah dilakoni, sayangnya belum ada yang membuahkan hasil.

Atas saran kerabatnya, ia mengonsumsi ramuan chitosan. Hasilnya, ia tak lagi mengalami sakit maag. Bahkan, ia sudah berani mengasup makanan pedas, meski cuma sesekali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com