Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Label Peringatan Bungkus Rokok tak Efektif

Kompas.com - 11/01/2008, 01:02 WIB

JAKARTA, KCM - Pesan peringatan pada bungkus rokok yang beredar saat ini tidak efektif dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat. Padahal peringatan pada bungkus rokok merupakan sarana pendidikan kesehatan masyarakat yang efektif dan murah karena tak memerlukan biaya pemerintah.

Demikian pernyataan yang diungkap Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Badan Khusus Pengendalian Tembakau atau Tobacco Control Support Center (TCSC), Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Yayasan Jantung Indonesia, dan Pusat Penelitian Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dalam jumpa pers di kantor Yayasan Kanker Indonesia, Selasa (8/1).

Beberapa organisasi itu juga menutut pemerintah segera membuat peraturan tentang peringatan kesehatan pada bungkus rokok dan di semua kemasan produk tembakau. Syarat-syaratnya, peringatan itu berbentuk gambar dan tulisan dengan pesan tunggal sesuai bahaya yang ditimbulkan rokok, luasnya 50 persen dari permukaan depan dan belakang bungkus rokok, letaknya di bagian atas, mudah terlihat dan pesannya diganti secara periodik.

"Label peringatan kesehatan di bungkus rokok dengan gambar dan tulisan akan meningkatkan pengetahuan baik perokok ataupun bukan perokok akan bahaya dari rokok tersebut sehingga mereka akan ragu untuk merokok lalu mengurangi merokok dan akhirnya berhenti merokok. Seperti yang telah dilakukan oleh negara-negara seperti Kanada, Brasil, Australia, Singapura, Thailand, Uruguay, Venezuela dan India. Mereka berhasil terus kenapa Indonesia nggak bisa?," ungkap Dr.Widyastuti Suroyo, Ketua TCSC.

Wakil Ketua TCSC, Dr.Kartono Muhammad menambahkan, "Adanya political will dari Pemerintah dan kita tidak mungkin menghentikan pabrik rokok, untuk itu kita perlu mendesak pemerintah untuk mengeluarkan peraturan yang tegas tentang perubahan label dan iklan rokok agar masyarakat mendapatkan informasi dan peringatan yang jelas dan benar atas dampak yang ditimbulkan akibat merokok."

Menurut penelitian yang dilakukan  Pusat Penelitian Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKMUI), hampir semua anggota masyarakat pernah membaca peringatan kesehatan di bungkus rokok akan tetapi kebanyakan  mereka tak percaya akan kebenaran isi peringatan yang ada sekarang. Dan hasil riset menunjukkan 76% atau lebih dari perempat responden, baik perokok maupun bukan perokok menginginkan pesan kesehatan yang berbentuk gambar dan tulisan. Perokok bahkan mengusulkan gambar hendaknya spesifik, informatif dan menakutkan.

Jumpa pers ini juga dihadiri Komisi Nasional Perlindungan Anak, Departeman Kesehatan, Badan POM, pemerintah yang diwakili Komisi Sembilan dari DPR, dan seorang pencandu rokok yang menderita kanker dan saat ini telah bebas dari kanker, Indonesian Forum Parlemen untuk Kependudukan.  (M-108)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com