Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imam B. Prasodjo: Merokok Tindakan Bodoh

Kompas.com - 20/01/2008, 17:16 WIB

Gara-gara sikap tegas membebaskan rumahnya dari asap rokok, Lebaran lalu ia praktis tak mendapat kunjungan dari pamannya. Sang paman memilih tidak ke rumah sosiolog dan aktivis pendidikan itu daripada tak bisa merokok.

“Saya memang antirokok, bukan perokoknya. Sejauh ini hanya Acil Bimbo yang bisa membobol aturan itu. Pasalnya, saya tahu ia seniman dan sudah telanjur menjadi perokok,” ungkapnya, saat menjadi moderator di sebuah workshop tentang rokok beberapa waktu lalu di Jakarta.

Menurut pria kelahiran Purwokerto, 15 Februari 1960 ini, pemerintah seharusnya lebih berani dalam melindungi dan menghargai siapa pun yang berani tidak merokok. Contohnya, memberikan insentif khusus bagi guru, tenaga kesehatan, atau siapa pun yang tidak merokok.

“Insentif itu bisa berupa tambahan uang bagi guru atau prioritas kenaikan pangkat dibandingkan mereka yang merokok. Saya juga bingung bagaimana seorang dokter jantung dengan seenaknya merokok atau guru merokok di depan murid-muridnya? Padahal, sudah seharusnya mereka menjadi panutan. Bagaimana ini?” tanyanya geram.

Siapa pun yang menjadi public figure, menurut aktivis Yayasan Nurani Dunia ini, harus menjaga sikap, termasuk dalam hal merokok. Ia menyarankan agar dibangun citra bahwa merokok itu tindakan bodoh, bukan sebaliknya.

“Di Amerika dan Eropa persepsi itu sudah terbangun. Saya yakin di Indonesia juga akan terjadi jika tekanan semua pihak mampu memarjinalkan rokok,” ungkapnya.

Pemilik nama lengkap Imam Budidarmawan Prasodjo ini juga sangat peduli dengan kesadaran setiap keluarga Indonesia untuk membuat rumahnya bebas dari asap rokok. “Jika semua orangtua membuat lingkungan yang nyaman bagi anaknya, tentu akan membantu mengurangi ruang gerak dan pengaruh iklan yang jelas-jelas membidik anak muda. Mungkin suatu saat nanti bukan hanya remaja dan anak-anak, kalau perlu balita pun jadi sasaran mereka,” paparnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com