Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abad 21, Satu Miliar Meninggal Akibat Rokok

Kompas.com - 08/02/2008, 11:46 WIB

NEW YORK, KAMIS - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam sebuah laporannya, Kamis (7/2),  memperkirakan sekitar 1 miliar orang di seluruh dunia akan meninggal akibat rokok pada abad 21  jika pemerintah dan warga sipil tidak segera bertindak mengatasi epidemik penggunaan tembakau. 

“Seratus juta kematian tercatat akibat tembakau pada abad ke 20 lalu.  Jika tren ini terus berlanjut, akan ada kenaikan hingga satu miliar kematian pada abad ke-21. Bila tidak dikendalikan, kematian yang berkaitan dengan tembakau akan meningkat lebih dari delapan juta per tahunnya pada 2030, dan 80 persen dari kematian  tersebut akan terjadi di negara-negara berkembang,” ungkap laporan yang disampaikan  Director General WHO, Margaret Chan, dalam jumpa pers bersama dengan Walikota New York, Michael Bloomberg. 

Angka tersebut merupakan hasil sebuah studi yang mengungkapkan data-data penting penggunaan serta kontrol tembakau di negera-negara yang mewakili lebih dari  99 persen populasi dunia.  Riset juga merekomendasikan perlunya penerapan enam strategi  berlapis untuk memerangi epidemik tersebut. 

Enam strategi ini adalah memantau penggunaan tembakau dan kebijakan pencegahannya, melindungi masyarakat dari rokok, menawarkan bantuan untuk berhenti menggunakan tembakau, memperingati akan bahaya tembakau, menerapkan larangan bagi promosi dan iklan produk tembakau, serta menaikkan pajak produk tembakau 

“Selagi upaya memerangi tembakau mendapatkan momentumnya, secara virtual seluruh  negara harus lebih berperan. Ada enam strategi yang dapat diterapkan setiap negara dan ketika dikombinasikan menjadi seuatu paket,  maka semua itu akan memberi kita kesempatan terbaik untuk membalikkan epidemik yang berkembang ini,” ungkap Chan.

Laporan WHO juga mencatat bahwa penggunaan tembakau telah berkembang dengan sangat cepat di negara-negara berpendapatan rendah. Dengan pertumbuhan populasi tetap, negara-negara ini  menjadi sasaran industri tembakau, sehingga jutaan orang setiap tahunnya menjadi pecandu. Dikatakan pula dalam laporan itu,  hampir dua pertiga dari perokok di dunia tinggal di 10 negara : yakni China ( 30 persen), India (10 persen), Indonesia, Rusia, Amerika Serikat, Jepang, Brazil, Bangladesh, Jerman dan Turki. 

Laporan itu juga mencatat, hanya lima persen dari populasi dunia terlidung oleh undang-undang nasional anti-rokok yang komprehensif. Sedangkan setengah populasi lainnya  — dua pertiganya hidup di negara berkembang — bahkan tidak memiliki data minimal tentang penggunaan tembakau. 

“Di banyak negara, penggunan tembakau lebih tinggi di antara warga miskin daripada yang kaya.  Dan yang miskin lebih menderita akibat konsekuensi penyakit yang berkaitan dengan tembakau sehingga menimbulkan penderitaan secara ekonomi  dan mengabadikan siklus kemelaratan dan penyakit,” kata laporan itu 

Menurut data, oenggunaan tembakau saat ini telah menyebabkan dunia mengeluarkan biaya ratusan miliar dolar AS setiap tahunnya. Di negara AS sendiri, kerugian ekonominya diperkirakan mencapai sekitar  92 milar dolar AS per tahun. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com