Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Sungai Besar di Kalimantan Tercemar Merkuri

Kompas.com - 11/02/2008, 17:18 WIB

PALANGKARAYA, SENIN  - Tingkat pencemaran merkuri yang terjadi di tiga sungai besar di Kalimantan Tengah, yaitu Sungai Barito, Kahayan, dan Kapuas, masih membahayakan karena melebihi baku mutu yang dipersyaratkan.

"Pencemaran logam berat memang mulai menurun tetapi masih di atas baku mutu, sehingga masyarakat harus berhati-hati mengkonsumsi air di tiga sungai itu," kata Kepala Badan Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Daerah (BPPLHD) Kalteng Moses Nicodemus, di Palangka Raya, Senin (11/2).

Berdasarkan hasil pemantauan BPPLHD Kalteng, pencemaran merkuri melebihi baku mutu di wilayah DAS Barito terjadi di Sungai Tewah dengan kosentrasi 5,519 mikro gram per liter. Batas maksimal baku mutu konsentrasi merkuri sendiri ditetapkan sebesar 2,000 mikro gram per liter.

Sementara di DAS Kahayan, kosentrasi merkuri tinggi antara 2,966 hingga 4,687 mikro gram per liter ditemukan di Bawan, Tanjung Sanggalang, Tumbang Rungan, Jembatan Kahayan, Jabiren, dan Pulang Pisau.

Kondisi paling parah terjadi di DAS Kapuas dengan tingkat pencemaran yang mencapai 7,029 mikro gram per liter atau lebih tiga kali dari batas baku mutu. Wilayah yang mengalami pencemaran di sungai ini diantaranya Mentangai, Kuala Kapuas, Pulau Tilu, Timpah, Masaran, dan Masaran Hulu.

Kandungan merkuri tinggi tersebut, menurut Moses, berkorelasi erat dengan aktifitas ribuan mesin sedot dari pertambangan emas tanpa ijin (Peti) yang menggunakan merkuri dalam proses penyaringannya.

"Namun secara umum, penelitian tahun lalu itu juga menyatakan terjadi perbaikan kualitas air dibanding tahun 2003 dari sejumlah parameter, seiring berkurangnya jumlah peti yang beroperasi," jelasnya.

Penurunan jumlah peti disebabkan karena semakin berkurangnya potensi emas di wilayah sekitar sungai serta dampak kenaikan bahan bakar minyak.

Padahal pada masa keemasannya sekitar tahun 2001, kata Moses, jumlah peti di sepanjang sungai bisa mencapai 5.300 unit seperti yang terjadi di DAS Kahayan, yang kesemuanya menggunakan merkuri dalam aktifitasnya.

"Merkuri sangat berbahaya karena senyawanya bersifat sangat toksik bagi manusia dan hewan," kata Moses.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com