Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan Obat Kuat di Jakarta Lesu

Kompas.com - 27/03/2008, 08:53 WIB

JAKARTA, KAMIS-Setelah sempat booming dengan kehadiran Viagra atau yang lebih dikenal dengan sebutan pil biru pada tahun 2000-an, saat ini penjualan berbagai pil yang diyakini mampu meningkatkan daya tahan seks pria mengalami penurunan yang sangat tajam.

Lesunya penjualan pil kuat bagi pria atau pil antiimpotensi itu terjadi pada puluhan kios penjual obat kuat pria yang berjejer di sepanjang Jalan Dewi Sartika, Cililitan, Jakarta Timur. Para pedagang terancam gulung tikar.

Usman, salah seorang pedagang, Rabu (26/3) mengatakan, turunnya penjualan pil kuat tersebut mulai terasa sejak akhir 2004. Padahal, harga pil kuat saat ini lebih rendah dibandingkan pada saat booming. "Maraknya pemberitaan negatif tentang pil kuat terjadi sekitar tahun 2005. Padahal kalau penggunannya dikonsultasikan kepada penjualnya atau ahlinya atau mengikuti anjuran, efek sampingnya bisa ditekan," kata Usman.

Usman mengatakan, pada tahun 2000 dalam sehari ia bisa menjual Viagra 10-20 butir. Padahal saat itu harga Viagra sangat tinggi, yakni Rp 75.000-Rp100.000 untuk yang 25 mg dan Rp 100.000-Rp150.000 untuk yang 50 mg. Viagra 100 mg harganya Rp 250.000 per butir. "Sekarang penjualan Viagra turun drastis. Orang paling pilih obat jenis lain, seperti Levitra, Maxipoten, Lasartan, Renaisance, dan Instink. Harganya sekitar Rp 50.000/butir," tambahnya.

Maman, pedagang lainnya, mengatakan, banyaknya pemberitaan mengenai pil kuat palsu menyebabkan masyarakat membeli pil ini ke apotek atau toko obat resmi. "Dulu pembelinya 60 persen pria di bawah 40 tahun, yakni antara 20-25 tahun. Sekarang sepi dan pembelinya pria berumur di atas 40 tahun," ujarnya.

Pantauan Warta Kota Rabu (26/3) pagi di sejumlah kios di Jalan Dewi Sartika, toko penjual pil kuat pria terkunci dan tertutup rapat sekalipun plang bertuliskan menjual pil biru terpampang jelas. Beberapa di antaranya bahkan baru membuka kiosnya menjelang pukul 12.00. "Buka pagi-pagi juga percuma, ngga ada yang beli," kata seorang pedagang.

Selain itu, beberapa pedagang pil kuat yang mulai terancam gulung tikar juga menjual pulsa telepon seluler. "Kalau pil kuat nggak laku, kita bisa berharap dengan menjual pulsa," kata seorang di antaranya. (Warta Kota/Bum)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com