Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benjolan di Dadaku Sakit Sekali...

Kompas.com - 29/05/2008, 10:24 WIB

SEBUAH rumah kecil berdinding papan di ujung Jalan Mustika IV RT 8/RW 2 Semabunglama, Pangkalpinang terlihat sangat sederhana. Tampak di samping rumah, semak belukar tumbuh dengan liarnya.

Saat dihampiri, rumah tersebut kelihatan sepi. Namun tak berapa lama, seorang laki-laki paruh baya berjalan keluar. Langkahnya tampak kepayahan, seakan menahan sakit.

“Silahkan masuk. Beginilah saya setiap harinya, tidak bisa apa-apa lagi,” katanya lirih menyambut kedatangan wartawan di rumahnya, Selasa (27/5) siang.

Romli, laki-laki kurus itu biasa dipanggil. Raut wajahnya tak lagi ceria. Harapannya menikmati masa tua penuh ketenangan, terancam musnah.

Bapak beranak tiga itu, kini tengah berjuang melawan penyakit kanker yang mendera tubuhnya. Romli menyebutkan, dari hasil diagnosa dokter, dirinya mengidap penyakit tumor paru-paru.

Sayangnya, Romli tak punya kesempatan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit. Meski sudah mengantongi surat keterangan tidak mampu (SKTM), dia khawatir penyakitnya masih memerlukan biaya perawatan yang besar. Apalagi selama satu tahun ini, dirinya tak lagi bekerja. Biasanya, Romli menafkahi tiga orang anak dan seorang istrinya sebagai penjual ayam di pasar Pangkalpinang.

Sadar dengan kekurangan itu, suami dari Anita (45) itu tidak dapat berbuat banyak. Tim medis menyarankan tumor yang dideritanya, perlu penanganan lebih lanjut di RSCM Jakarta.

“Mau bagaimana lagi. Tumor ini saya rasakan semakin besar. Sakitnya terasa ngilu seperti ditusuk-tusuk, panas disertai demam,” kata Romli seraya menunjukkan benjolan besar di dada kanannya.

Dia menuturkan, tumor tersebut mulai tampak delapan bulan yang lalu. Sebelumnya, Romli mengalami batuk berkepanjangan dan demam. Saat dirontgen, dia mengetahui tubuhnya mengidap kanker.

Selain minum obat medis, keluarga Romli sempat membawanya ke pengobatan alternatif. Beberapa kali dicoba, penyakit Romli belum ada perubahan berarti. Untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, istri Romli mengambil alih tugas suaminya. Meski bekerja serabutan, bagi mereka sudah lumayan asal dapur rumah masih mengepul.

Dua anak Romli sudah menyelesaikan sekolah hingga SMA. Satu anaknya, masih bersekolah kelas 2 SMP. Romli berkeinginan untuk sembuh, namun usahanya masih menemukan jalan buntu.
“Mudah-mudahan terbuka jalan bagi kami. Karena sudah bingung, mau bagaimana lagi. Saya hanya mampu duduk dan kadang-kadang bila sakit berbaring,” tuturnya. (alza mh)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com