Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lampu Pengganti Sikat Gigi

Kompas.com - 23/07/2008, 17:00 WIB

PARA ilmuwan saat ini telah mengembangkan sebuah teknik membersihkan gigi dengan cepat dan mudah, yakni dengan pancaran cahaya lampu.

Teknik ini sebenarnya mengadopsi cara merawat kanker kulit. Dengan menggunakan 'photodynamic therapy" Profesor Jennifer Kirkham yang meneliti alat ini merasa yakin bahwa temuan ini bakal membawa perubahan besar dalam perawatan gigi.

Orang tak lagi pusing mengganti sikat gigi karena setiap beberapa periode aus. Atau tak perlu repot menggerakkan tangan untuk membersihkan gigi dan merogoh ke tempat-tempat yang sulit terjangkau di dalam mulut.

Pembersih gigi berlampu ini berfungsi mengaktifkan molekul antibakterial dalam cairan yang terserap oleh plak (yang juga disebabkan oleh bakteri) dan kemudian membunuhnya.

Teknik yang sama digunakan untuk perawatan jenis kanker kulit tertentu dengan memberi semacam pewarna pada bagian yang menjadi target. Area yang telah diracuni oleh sel kanker ini kemudian diekspos dengan cahaya dengan panjang gelombang tertentu yang kemudian membunuh sel kanker yang dimaksud.

Solusi perbaikan gigi ada pada protein enamel baru yang menempel di lubang mikroskopis di gigi termasuk semua yang disebabkan oleh asam produk bakteri pembentuk plak.

Cairan berwarna ditempelkan, kemudian masuk dalam lubang, menarik kalsium yang dibutuhkan agar bisa ditempelkan.

Prof Kirkham mengatakan bahwa metode ini dapat membantu mereka yang mengalami kerusakan gigi ringan sehingga mencegah timbulnya kerusakan parah atau untuk mereka yang punya lubang kecil di gigi, ketika makan atau minum dingin atau panas terasa sakit pada giginya.

Meski molekul ini diketahui aman untuk masuk dalam mulut manusia, uji coba sepenuhnya belumlah kelar."Laboratorium kami sedang mencari cara yang aman mengontrol plak yang sama sekali tidak terkait dengan sikat gigi." ungkap Prof Kirkham.

"Menurut pengamatan kami, gara-gara tidak efektifnya sikat gigi yang digunakan karena tidak cukup masuk ke mulut pembersihan menjadi kurang efektif."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com