Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PENDIDIKAN

Bermain bagi Anak Usia Dini Masih Kurang

Kompas.com - 07/08/2008, 14:44 WIB

Semarang, Kompas - Bermain merupakan aktivitas utama anak usia 0-8 tahun, untuk meningkatkan kecerdasan anak. Namun, tidak semua orangtua memiliki kesadaran tentang hal ini. Sebagian besar anak usia dini masih ditekankan untuk mengejar nilai akademis.

Demikian disampaikan Master Trainer Beyond Centers and Circle Time (BCCT) sekaligus praktisi tumbuh kembang anak Yulianti Siantajani dalam lokakarya mengenai pendidikan usia dini di Balaikota Semarang, Rabu (6/8). Acara ini diikuti puluhan pengajar taman kanak-kanak di Kota Semarang.

Menurut Yulianti, bermain dapat merangsang pertumbuhan koneksi sel syaraf otak anak. Jika koneksi semakin banyak dan kompleks, kecerdasan anak meningkat. Anak bisa lebih berpikir kreatif, memiliki landasan pra-akademis yang kuat, dan memiliki bekal untuk belajar di sekolah dasar.

"Tidak semua sekolah taman kanak-kanak memberikan porsi bermain yang besar kepada anak. Bahkan, anak masih diberi pekerjaan sekolah seperti anak SMP atau SMA. Akibatnya, hak bermain anak pun terampas," kata Yulianti.

Pola pikir bahwa anak perlu diberikan pengetahuan akademis sejak dini ini perlu dibenahi. Oleh karena itu, Yulianti menekankan tiap taman kanak-kanak dan kelompok bermain untuk memakai pendekatan BCCT. Alasannya, pendekatan ini memiliki rumus tentang pola bermain anak yang baik.

"Sekolah perlu membuat beberapa sentra bermain yang masing- masing berfungsi melatih pancaindera, imajinasi, atau kecerdasan gerak (motorik)," kata Yulianti.

Pada awal penerapan pendekatan BCCT, Ketua Yayasan Taman Kanak- kanak Cahaya Ilmu Semarang Dedy Andrianto mengatakan, banyak orangtua murid yang keberatan. Mereka merasa anaknya tak mendapat pelajaran berguna seperti membaca, berhitung, dan menulis. "Pembelajaran akademis tersebut kami lebur dalam berbagai permainan yang menyenangkan bagi anak," tutur Dedy. (DEN)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com