Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bedah Saraf di Indonesia Sembuhkan Epilepsi

Kompas.com - 12/08/2008, 17:21 WIB

SEMARANG, SELASA - Perkembangan ilmu bedah saraf Indonesia sudah mampu menyembuhkan penyakit epilepsi atau setidaknya mengurangi frekuensi serangan terhadap penderitanya.

Pakar Ilmu Bedah Saraf Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, dr.Zainal Muttaqin, di Semarang, Selasa (12/8), mengatakan bedah saraf merupakan salah satu alternatif penyembuhan epilepsi setelah upaya penyembuhan melalui obat-obatan tidak berhasil.

"Jika dengan obat penderita tidak kunjung sembuh, justru akan menyebabkan terjadinya kebal terhadap obat," katanya.

Menurut dia, teknik bedah saraf yang dipelajari dan dikembangkannya seusai menempuh pendidikan di Jepang merupakan yang pertama di Indonesia. Ia menuturkan, operasi bedah saraf bagi penderita epilepsi dilakukannya pertama kali pada tahun 2000 silam, terhadap seorang wanita pasien berusia 35 tahun.

Hingga saat ini, dirinya telah melakukan bedah saraf terhadap sebanyak 170 penderita epilepsi, di mana 106 di antaranya sudah lebih dari setahun menjalani kehidupan pasca operasi.

"Dari 106 penderita yang telah lebih dari setahun menjalani operasi, tingkat kesembuhan hingga mereka bebas dari kejang mencapai 75 persen, sedangkan sisanya mengalami peningkatan kesembuhan berupa berkurangnya serangan," ungkap Zainal yang akan dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Bedah Undip pada 19 Desember 2008 mendatang.

Ia menegaskan, epilepsi bukanlah penyakit turunan. Menurut dia, epilepsi merupakan penyakit yang diderita sejak seseorang masih berupa janin di dalam rahim, yang diakibatkan oleh beberapa sebab.

Ia menjelaskan, epilepsi muncul akibat gizi bagi janin yang kurang saat di dalam kandungan atau sakit keras yang pernah diderita seorang wanita yang sedang hamil.

Hal tersebut, lanjut dia, dapat menyebabkan bekas pada otak bayi. Selain itu, proses kelahiran yang lama akibat sempitnya jalan keluar bayi, juga menjadi salah satu penyebab epilepsi. Dengan bedah saraf ini, lanjut dia, tentunya akan sangat membantu, karena jangan sampai epilepsi justru mengganggu kehidupan seseorang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com