Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Operasi Plastik? Berhentilah Merokok

Kompas.com - 21/08/2008, 10:45 WIB

Lisa Morrison (50) adalah wanita yang sangat peduli pada kesehatannya. Ia hanya mengonsumsi makanan organik, rutin berolahraga, dan selalu melakukan meditasi. Satu-satunya hal buruk yang ia lakukan adalah kegemarannya menghisap rokok sejak usia 18 tahun. Dalam sehari ia bisa menghabiskan satu bungkus rokok.

Lisa telah melakukan segala cara untuk menghentikan kebiasaan buruknya itu; akupuntur, hipnosis, juga mengonsumsi obat, tapi tak satu pun berhasil. Sampai suatu hari di tahun 2007 ia mengunjungi Dr.Vincent Giampapa, dokter spesialis bedah plastik. Di usianya yang sudah paruh baya itu Lisa berencana melakukan prosedur tarik kulit wajah (facelift) untuk menghilangkan kerutan. Dokter Giampapa mengatakan jika Lisa ingin melakukan facelift, maka ia harus berhenti merokok. Saat itu jualah Lisa akhirnya berhasil menjauhi rokok. "Bila berkaitan dengan kecantikan, kita jadi lebih termotivasi," katanya.

"Kalau Anda mendengar nasehat untuk berhenti merokok karena bisa meningkatkan risiko kanker paru atau penyakit jantung, biasanya kita tak peduli karena masih merasa sehat. Tapi bila bicara tentang operasi plastik, masalahnya lain. Orang lebih termotivasi untuk berhenti karena mereka sangat ingin terlihat awet muda," papar Dr.Alan Gold, president of American Society for Aesthetic Plastic Surgery.

Menurut Gold, selama 5-10 tahun terakhir ini para dokter bedah plastik dan kosmetik menolak untuk mengoperasi para perokok, terutama untuk prosedur facelift, sedot lemak perut (tummy tuck), atau pengencangan payudara (breast lift). Sekarang jika dokter tahu pasiennya adalah perokok dan si dokter nekat tetap melakukan operasi pengencangan kulit, maka tindakannya bisa digolongkan malpraktek

"Nikotin dalam darah akan menyebabkan pembuluh darah mengecil atau mengerut, sehingga mengurangi suplai darah ke kulit. Jika dilakukan operasi bisa menyebabkan luka lama sembuh, meningkatkan risiko infeksi, meninggalkan bekas luka seperti memar atau luka parut," kata Dr.Darshan Shah, spesialis bedah plastik dari Bakersfield Calif, AS.

Biasanya ahli bedah plastik akan menyarankan calon pasiennya untuk berhenti merokok minimal dua minggu sebelum dan setelah prosedur bedah plastik. Ada juga dokter yang menyarankan pasiennya untuk menghentikan rokok dalam jangka lebih lama dengan alasan keamanan. Di Bridgeport Hospital, Connecticut, AS, dokter bedah plastik di sana meminta pasien yang akan melakukan operasi eyelid (penarikan kulit di sekitar mata) atau implan payudara untuk berhenti merokok enam minggu sebelumnya. Pasien tummy tuck diminta berhenti merokok enam bulan hingga setahun sebelum operasi.

Saat ini hampir di seluruh dunia permintaan terhadap prosedur bedah plastik meningkat tajam. Menurut data American Society for Aesthetic Plastic Surgery, ada 11,7 juta kali prosedur bedah plastik kosmetik dan non operasi dilakukan selama tahun 2007.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com