Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengobatan Akupuntur Makin Diminati

Kompas.com - 19/09/2008, 11:34 WIB

MEDAN, JUMAT — Pengobatan dengan tusuk jarum atau yang dikenal dengan terapi akupuntur semakin diminati masyarakat, terutama oleh mereka yang mengerti bahaya zat kimia pada obat medik.
 
Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Ahli Akupuntur Indonesia (PDAI) Sumatera Utara Prof Dr Amri Amir di Medan, Jumat (19/9), mengatakan, terapi akupuntur medik merupakan salah satu alternatif pengobatan, di samping pengobatan dokter umum dengan obat kimia atau herbal.

"Beberapa kasus penyakit yang ditangani dapat disembuhkan dengan terapi akupuntur medik secara rutin dan terpadu," katanya.

Ia mengatakan, teknik pengobatan akupuntur tersebut berasal dari Cina yang telah hidup ribuan tahun silam dan diyakini dapat mengobati berbagai macam penyakit serta untuk terapi kecantikan. Namun begitu, tidak sedikit masyarakat yang belum percaya dengan kemujaraban pengobatan metode akupuntur ini terlebih melihat peralatan yang digunakan.

Padahal sejak 1978, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan pengobatan akupuntur dalam pelayanan kesehatan di samping pengobatan kedokteran konvensional.

Sayangnya, pengobatan ini belum banyak dikenal masyarakat, karena itu PDAI terus berupaya menyosialisasikannya di masyarakat akan manfaat yang bisa diperoleh dari terapi menggunakan jarum ini.

Ia menuturkan, setelah dikembangkannya teknologi kedokteran akupuntur di  Indonesia, sejumlah rumah sakit di Sumut dewasa ini sudah mulai melirik keberadaan dokter ahli akupuntur seperti halnya yang telah dilakukan RSU Pirngadi Medan.

Sayangnya, kata dia, rencana pembukaan klinik kedokteran  akupuntur belum bisa terlaksana karena jumlah dokter ahli akupuntur masih terbatas di Sumatera Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com