Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Santapan Vegan demi Bumi Kita

Kompas.com - 18/10/2008, 09:34 WIB

SAVE The Earth, Go Green, Be Veg”, begitu kalimat yang tertulis pada seragam pramusaji di sebuah restoran vegetarian di Jakarta Selatan. Isu pemanasan global belakangan menjadi narasi besar—juga gaya—untuk mengemas berbagai hal. Tak ketinggalan bisnis gaya hidup di dunia konsumsi. Namun rupanya, gaya hidup vegetarian memang sungguh relevan dengan isu tersebut. Berbuat baik untuk bumi dapat dimulai dari piring kita.

Apa hubungannya global warming dengan gaya hidup vegetarian? Coba simak laporan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) berjudul "Livestcok’s Long Shadow", yang dipublikasi 29 November 2006 di situsnya. Ternyata, 18 persen pemanasan global yang terjadi kini ”berkat” peran seluruh industri peternakan di dunia. Angka ini lebih besar dari pemanasan akibat seluruh (jenis) transportasi di dunia yang hanya 13 persen.

Aktivitas di sektor peternakan juga menyumbang 9 persen gas karbon dioksida, 65 persen nitro oksida, dan 37 persen gas metana. Gas nitro oksida—dihasilkan oleh kotoran ternak—296 kali lebih berpotensi menimbulkan gas rumah kaca ketimbang CO2. Gambaran ini belum termasuk kontribusinya pada polusi tanah dan air.

Riset oleh Gidon Eshel dan Pamela Martin dari Universitas Chicago berkesimpulan, dengan mengganti pola makan hewani menjadi vegetarian, 50 persen lebih efektif mencegah global warming daripada mengganti mobil SUV dengan mobil hibrida. Lantas selorohannya, seorang vegan yang mengendarai SUV Hummer masih lebih ramah lingkungan ketimbang seorang pemakan daging yang mengayuh sepeda!

Tak heran, Dr Rajendra K Pachauri, Ketua Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel on Climate Change/IPCC) di Paris, 15 Januari 2008, mengajak warga dunia mengurangi makan daging demi mengurangi pemanasan global.

Resto vegetarian

Sutrisno, Ketua Umum Indonesia Vegetarian Society (IVS), mengungkapkan, anggota IVS saat ini mencapai 85.000 orang. Padahal, satu dekade lalu masih 5.000 orang. ”Sekarang, restoran vegetarian di Indonesia saja sudah sekitar 400 buah,” ujar Sutrisno.

Tak sulit mencari resto vegetarian di Jakarta. Sebab saat ini sedikitnya terdapat 60 restoran vegetarian di Jakarta, yang sebagian besar di wilayah barat dan utara. Sejumlah pemasok atau toko penyedia bahan pangan vegetarian pun tersedia di Jakarta. Ada pula rumah sakit yang hanya menyediakan menu vegetarian bagi pasiennya.

Salah satu resto vegetarian baru di Jakarta Selatan adalah Loving Hut, yang seragam pramusajinya bertuliskan ”Save the Earth, Go Green, Be Veg”. Resto yang berlokasi di Lantai 3A Plaza Semanggi ini milik Yayasan Supreme Master Ching Hai Indonesia. Tak heran, karena tak berorientasi profit, harga makanannya cukup murah, berkisar belasan ribu rupiah.

”Misi kami menularkan gaya hidup vegetarian. Minimal mengurangi makan daging. Lewat pilihan makanan di piring kita, kita bisa berbuat sesuatu untuk planet ini,” tutur Mery Kurniawan dari Loving Hut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com