Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tayangan Berbau Seks Picu Kehamilan Dini

Kompas.com - 04/11/2008, 12:06 WIB

DAMPAK buruk tayangan televisi atau beragam jenis hiburan berbau kekerasan dan seks mulai mengusik ahli para ahli di Amerika Serikat. Melalui laporan riset terbarunya, mereka telah memperingatkan akan bahaya beragam jenis hiburan yang mempengaruhi perilaku generasi  muda.

Para peneliti lembaga riset nirlaba RAND belum lama ini menyatakan, tayangan televisi telah memicu perilaku seks berisiko di kalangan remaja, sedangkan anak-anak yang keranjingan video game cenderung meniru kekerasan dan bersikap agresif.  Lembaga RAND mengklaim riset  selama tiga tahun ini merupakan yang pertama yang menghubungkan tayangan televisi dengan perilaku seks berisiko di kalangan remaja.

"Penemuan kami mengisyaratkan televisi boleh jadi berperan signifikan terhadap tingginya angka kehamilan remaja di AS. Kami tidak mengklain telah menetapkan penyebabnya, tetapi mengatakan bahwa ini merupakan salah satu faktor menyebabkan kehamilan di kalangan remaja," ungkap Anita Chandra, psikolog ahli perilaku yang memimpinan riset ini.

Dalam riset yang juga dimuat dalam jurnal Pediatrics ini, para remaja berusia 12-17 tahun dilibatkan pada tiga kali survey antara 2001 hingga 2004. Mereka diwajibkan mengisi pertanyaan tentang kebiasaan menonton televisi, perilaku seksual dan kehamilan. Dari survei yang mencakup 718 remaja, peneliti mencatat 91 kasus kehamilan.

Riset menunjukkan remaja yang gemar menonton tayangan mengandung unsur seksual mengalami risiko hamil lebih besar dibanding yang jarang menonton acara tersebut.

Penelitian tersebut memfokuskan pada 23 acara televisi kabel yang populer di kalangan remaja, antara lain komedi situasi, drama, acara realitas dan kartun. Acara-acara komedi banyak mengandung unsur seksual dan acara realitas yang paling sedikit.

"Acara yang kita saksikan jarang menyoroti dampak negatif seks atau risiko dan tanggungjawabnya. Jadi, bila para remaja mendapat informasi soal seks, mereka jarang memperoleh informasi tentang kehamilan atau penyakit yang ditularkan secara seksual," ujar Chandra 

Di AS sendiri, angka kehamilan remaja telah merosot sejak 1991, namun tetap tinggi dibanding dengan negara-negara industri lainnya. Hampir sejuta gadis berusia antara 15 hingga 19 tahun hamil setiap tahunnya, atau sekitar 20 persen wanita yang aktif secara seksual dalam kelompok umur tersehut.

Laporan menyebutkan, sebagian besar kehamilan itu tak diinginkan atau direncanakan. Para ibu muda kemungkinan besar meninggalkan bangku sekolah, memerlukan bantuan masyarakat dan hidup dalam kemiskinan.

"Televisi hanyalah satu bagian dari konsumsi media remaja yang membantu mempengaruhi tingkah laku mereka. Kita juga hendaknya melihat pada peran yang dimainkan majalah, Internet dan musik dalam kesehatan reproduktif remaja," kata Chandra, sambil mengakui masih adanya faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kebiasaan seks remaja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com