Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ular Tewaskan 20.000 Orang Setiap Tahun

Kompas.com - 05/11/2008, 10:11 WIB

HONGKONG, RABU — Lebih dari 400.000 orang menjadi korban gigitan ular berbisa setiap tahunnya di seluruh dunia. Sekitar 20.000 di antaranya harus kehilangan nyawa akibat racun gigitan ular dengan korban terbanyak berada di negara-negara miskin.

Dalam suatu laporan yang dipublikasikan Public Library of Science Medicine, peneliti dari Universitas Kelaniya di Sri Lanka melaporkan bahwa beban akibat gigitan ular berbisa tercatat paling tinggi di kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara, dan sub-Sahara Afrika.

Data mengenai gigitan ular sejauh ini masih belum komprehensif karena kebanyakan dari kasus terjadi di tempat-tempat dengan sistem penanganan kesehatan yang buruk dan pendataan kasusnya secara umum masih buruk dan bahkan belum pernah ada.

Dengan riset ini, para ahli mencoba menjaring sekitar 3.256 laporan yang pernah dipublikasi dan mengumpulkan data dari 68 negara. Hasil laporan menunjukkan bahwa setiap tahun tercatat sekitar 421.000 kasus keracunan akibat gigitan ular berbisa. Dari sekian banyak kasus, sedikitnya 20.000 orang meninggal meskipun angka pastinya bisa beberapa kali lipat lebih tinggi.

“Angkanya mungkin bisa mencapai 1.841.000 kasus keracunan dan ada sekitar 94.000 kematian. Itu didasarkan pada fakta bahwa keracunan terjadi pada satu dari setiap empat gigitan ular. Sekitar 1,2 juta-5.5 juta gigitan ular bisa terjadi setiap tahunnya,” ungkap pimpinan riset Janaka de Silva.

India tercatat sebagai negara dengan kasus gigitan ular berbisa tertinggi, yaitu 81.000 dan 11.000 kematian setiap tahun, diikuti Sri Lanka dengan 33.000 kasus gigitan ular, Vietnam (30.000), Brazil (30.000), Mexico (28.000)  danNepal (20.000). 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com