Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemanfaatan Tanaman Obat Belum Maksimal

Kompas.com - 01/12/2008, 16:11 WIB

BEKASI, MINGGU - Sekitar 30.000 jenis tanaman obat Indonesia ternyata belum dimanfaatkan dengan maksimal. Padahal, menggunakan obat alami, selain lebih aman juga lebih murah, namun berkualitas sama seperti obat modern berupa pil, tablet atau yang lazim dikonsumsi masyarakat.

"Dengan obat alami, setiap orang hanya mengeluarkan biaya sampai sepersepuluhnya dibanding berobat secara modern," ungkap pimpinan PT. Martina Berto, Martha Tilaar di Bekasi, Senin(1/12).

Martha mencontohkan, ketika wanita didaulat mengalami kemandulan atau kecil kemungkinan untuk mendapatkan keturunan. Banyak wanita yang lebih memilih pengobatan melalui dokter di rumah sakit, bahkan sampai harus keluar negeri demi mendapat kesembuhan.

Padahal, pengobatan alami yang bahannya terdapat di Indonesia telah ditemukan dan berhasil ketika diterapkan kepada pasien. Obat tersebut bernama pulandari yang ternyata hanya berupa ramuan dari tanaman jenis kacang-kacangan.

Hingga saat ini, upaya kampanye penggunaan obat alami masih rendah sehingga pemanfaatannya terus stagnan tanpa perkembangan berarti.

Maka dari itu, penelitian secara ilmiah ataupun farmasi harus ditingkatkan, apalagi kemajuan teknologi saat ini memungkinkan upaya tersebut. Selanjutnya, kearifan budaya khususnya bagi masyarakat yang melestarikan pengobatan alami harus didata dan didokumentasikan.

Tujuannya, agar berbagai manfaat tanaman obat dapat semakin banyak teridentifikasi dan secepatnya diimplementasikan kepada masyarakat.

"Paling terpenting, pola pikir masyarakat perlu dirubah mengenai obat alami. Setiap orang harus dikeluarkan dari ketergantungan terhadap obat modern, dengan mempertimbangkan menggunakan obat alami," tambah Martha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com