Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akupuntur Lebih Baik Daripada Aspirin

Kompas.com - 02/12/2008, 21:37 WIB

AKUPUNTUR atau tusuk jarum bekerja lebih baik dibanding aspirin dalam mengurangi sakit kepala kronis berat dan kerap. Demikian laporan para ilmuwan Amerika Serikat menyimpulkan, Senin (1/12) lalu.

Sebuah penelitian yang dilakukan para ilmuwan dari Universitas Duke yang melibatkan nyaris 4.000 pasien dengan gangguan migrain, tegang di kepala dan beragam bentuk sakit kepala kronis lain membuktikan bahwa penggunaan akupuntur untuk mengurangi sakit kepala 62 persen lebih efektif dibanding dengan obat yang hanya mampu mengurangi nyeri kepala hingga 45 persen.

"Akupuntur telah menjadi alat pengobatan favorit untuk berbagai keperluan mulai dari meningkatkan kesuburan hingga mengurangi nyeri setelah operasi karena memang dari pengalaman mereka teknik ini efeknya minimal dan murah dibanding pilihan pengobatan lain," ujar Dr. Tong Joo Gan, kepala peneliti.

Menurut Tong, analisis dari penelitian ini membuktikan betapa hebatnya akupuntur dalam mengurangi nyeri kepala kronis. Dalam tulisan di Jurnal Anestesia dan Analgesia, tim peneliti menyebutkan 53 persen pasien yang menggunakan akupuntur merasa terbantu atau dikurangi rasa nyerinya dibanding mereka yang tidak menggunakan jarum, sekitar 45 persen.  

"Salah satu hal penting yang perlu diketahui banyak orang dalam penggunaan jarum akupuntur ini adalah bahwa teknik ini sama sekali tidak menyakitkan meski ditusuk jarum," ujar Gan. "Ini merupakan metode yang dapat melepaskan pembunuh rasa sakit (pain killer) alami dari dalam tubuh sendiri." Dengan kata lain, tusukan jarum ini merangsang painkiller yang dimiliki tubuh untuk keluar. Akibatnya, nyeri kepala berkurang.

Penelitian ini intinya hendak mengatakan, dari enam pasien, lima orang merasa orang baik kembali dan tidak merasa sakit berkat akupuntur. Penelitian lain membuktikan bahwa akupuntur mampu menyingkirkan nyeri yang biasa terjadi usai operasi di kepala, kanker leher, bahkan mengurangi rasa panas dan gejala menopause lain, juga mengurangi efek kemoterapi seperti mual.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com