Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Jajanan Sekolah Sangat Memprihatinkan

Kompas.com - 10/12/2008, 10:16 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS - Kualitas makanan kecil atau jajanan yang dijual di sekitar SD di DI Yogyakarta memprihatinkan. Hasil penelitian menunjukkan, sekitar 70 persen jajanan itu mengandung zat yang berbahaya untuk kesehatan. Sebagian besar jajanan tersebut diketahui mengandung pewarna dan pemanis buatan dalam takaran yang berlebihan. Peneliti Gizi dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Toto Sudargo menuturkan, selain digunakan dalam makanan, pewarna dan pemanis buatan ditemukan dalam bahan pelengkap makanan, terutama saus. Kebanyakan pedagang jajanan sekolah menggunakan saus yang tidak terdaftar di Departemen Kesehatan karena murah, katanya, di Yogyakarta, Senin (8/12). Menurut Toto, bahan-bahan kimia ini seharusnya tidak digunakan dalam makanan dan minuman kecuali dalam kondisi khusus. Bahan-bahan tersebut diketahui bisa memicu timbulnya sejumlah penyakit, terutama gangguan pencernaan dan kanker. Selain penambahan pemanis dan pewarna buatan, sebagian besar jajanan yang melalui proses penggorengan digoreng dengan minyak goreng yang sudah tidak layak pakai. Minyak goreng ini telah digunakan berulang kali hingga menghasilkan zat yang bersifat karsinogen atau memicu timbulnya sel kanker. Idealnya, minyak goreng maksimal digunakan dalam tiga kali penggorengan. Namun, berdasarkan penelitian diketahui, para pedagang jajanan di DIY rata-rata menggunakan minyak goreng sebanyak 19 kali. Kepala Seksi Kurikulum Bidang TK dan SD Dinas Pendidikan Gunung Kidul Sri Andari mengemukakan, selama ini sekolah kesulitan mengendalikan jajanan yang berada di sekitar sekolah karena benturan kepentingan yang kerap terjadi antara sekolah dan para pedagang di luar sekolah. (IRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com