SEMARANG, SABTU — Perilaku dalam gaya hidup modern dapat berisiko terkena nyeri punggung. Perilaku itu terutama seperti duduk terlalu lama ketika menggunakan komputer, menonton televisi, dan mengemudi kendaraan.
Demikian disampaikan oleh pakar anatomi dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Hardhono Susanto, dalam pidato pengukuhan guru besarnya di Gedung Prof Sudharto Undip Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (20/12). Pidato tersebut berjudul "Nyeri Punggung Akibat Aktivitas Sehari-hari, Kajian Anatomi Fungsional Pencegahan dan Terapi Latihan". Selain Hardhono, Undip juga mengukuhkan Waridin sebagai guru besar di bidang ekonomi.
"Dalam kehidupan modern, orang cenderung lebih banyak duduk dan sedikit bergerak. Ini yang memicu risiko terkena nyeri punggung," ujarnya. Penyakit nyeri punggung yang diteliti Hardhono adalah yang disebabkan mekanik traumatik atau cedera karena gaya yang ditimbulkan bukan akibat osteoporosis atau rheumatik.
Menurut Hardhono, kebiasaan sehari-hari yang banyak terjadi berkaitan dengan nyeri punggung adalah duduk dalam jangka lama atau setidaknya lebih dari 30 menit dan mengangkat beban berat.
"Tekanan pada tulang belakang ketika duduk dan bergerak mengangkat beban lebih besar dibanding ketika berdiri," ujarnya. Selain itu, desain kursi yang tidak sesuai dengan postur atau ergonomis juga berpotensi menyebabkan nyeri punggung.
Hardhono menyebutkan, nyeri punggung banyak menyerang kalangan usia produktif atau antara usia 25-50 tahun. Bahkan, sekitar 70-80 persen penduduk Indonesia pernah terkena nyeri punggung.
Perubahan postur
Nyeri punggung yang terlalu lama dibiarkan, lanjut Hardhono, akan berakibat pada perubahan postur tubuh si penderita karena perubahan bentuk tulang belakang.
Hardhono menuturkan, ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam upaya pencegahan nyeri punggung, antara lain, pemakaian perabot yang ergonomis, kesadaran memperbaiki posisi duduk, dan terapi latihan berkala. "Peregangan dan olahraga juga sangat penting untuk mencegah nyeri punggung," ucapnya.
Hardhono Susanto merupakan guru besar Undip yang ke-157 dan Waridin adalah guru besar ke-158. Dalam sambutannya, Rektor Undip Susilo Wibowo menyampaikan harapannya agar kedua guru besar Undip tersebut tidak pernah berhenti belajar sehingga dapat memberi sumbangan seluas-luasnya dalam bidang ilmu masing-masing.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.