Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Minim yang Laporan ISPA dan Diare ke RS di Bogor

Kompas.com - 19/01/2009, 18:15 WIB

BOGOR, SENIN - Pelaporan kasus penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan diare dari sembilan rumah sakit umum (RSU) di Kota Bogor dinilai masih minim, sehingga masih sulit untuk mengetahui jumlah kasus sebenarnya.
     
Kepala Bidang Penanggulangan, Pemberantasan Pengakit Menular, dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan Kota Bogor, dr Sri Pinantari Hanum, Senin mengatakan sepanjang 2008 jumlah balita (anak usia di bawah lima tahun) yang meninggal dunia akibat ISPA hanya empat balita, dan diare dua balita.
     
"Jumlah tersebut sangat minim dan belum menunjukkan jumlah kasus ISPA dan diare yang sebenarnya. Padahal ISPA dan diare adalah penyakit paling rawan penyebab kematian pada balita," kata Sri Pinantari di Bogor, Senin.
     
Ia mengatakan berdasarkan data di Departemen Kesehatan tahun 1995, jumlah kematian balita berusia satu hingga lima tahun akibat ISPA di Jawa dan Bali 38,8 persen dari jumlah balita yang ada, sedangkan di Indonesia 33,3 persen dari jumlah total balita.
     
Sedangkan berdasarkan data Departemen Kesehatan tahun 2007, jumlah balita yang meninggal akibat diare sekitar 300.000 balita.
     
Menurut dia, penyakit ISPA dan diare terutama muncul pada musim hujan seperti sekarang.
     
"Dengan pelaporan yang masih sangat minim, sulit memprediksi kondisi penderita ISPA dan diare yang sebenarnya pada balita di Bogor," katanya.
     
Sri Pinantari akan meminta pengelola rumah sakit untuk mendata secara detil penderita ISPA dan diare, dan melaporkannya ke dinas kesehatan, terutama pada musim hujan.
    
"Dengan adanya pelaporan yang cepat dan akurat, penanganan penyakit yang mematikan tersebut bisa lebih cepat ditangangi," katanya.
     
Ia mengatakan penyakit ISPA disebabkan cuaca dingin dan lingkunan basah, yang menyebabkan flu dan batuk. Pada tingkat kronis, batuk berubah menjadi radang paru-paru atau pneumonia.
     
Sedangkan penyakit diare disebabkan air dan lingkungan yang kotor pada musim hujan. Warga minum dan mencuci alat-alat makan menggunakan air kotor.
     
Diare pada tingkat kronis menyebabkan dehidrasi, sehingga tubuh menjadi lemas dan sulit mencerna makanan.
     
Ia meminta warga Kota Bogor yang keluarganya menderita batuk, sesak nafas, atau mencret, agar segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit.
     
"Dengan mememeriksakan diri sesegera mungkin, dapat mencegah penyakit ISPA dan diare sehingga tidak sampai kronis," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com