Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkeringat, Sehat Asal Tak Berlebihan

Kompas.com - 30/01/2009, 14:22 WIB

Berkeringat itu sehat, tapi hati-hati jika berlebihan. Bisa menimbulkan bau tak sedap bahkan tanda adanya penyakit.

Walau kadang merepotkan, keringat amat penting sebagai termoregulasi atau pengatur suhu badan kita. Fungsi lainnya adalah menjaga keasaman kulit sehingga bakteri dan jamur tidak mudah tumbuh. Dalam tubuh manusia, terdapat dua hingga empat juga kelenjar keringat. Pada pria, jumlah kelenjar keringat yang aktif lebih banyak dibanding wanita, itu sebabnya mereka berkeringat dua kali lebih banyak.

Menurut dr. Hanny Nilasari, Sp.KK, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pada dasarnya ada dua penyebab manusia berkeringat, yakni physical sweat dan emotional sweat.  "Physical sweat adalah keringat karena panas akibat suhu atau kegiatan fisik, sedangkan emotional sweat adalah ekringat yang muncul karena perubahan tingkat adrenalin saat seseorang merasa tertekan, takut, atau cemas, meski dalam suhu dingin," ujar Hanny.

Normalnya tubuh kita mengeluarkan keringat dua hingga tiga liter per hari. Kondisi keringat yang berlebih disebut juga dengan hiperhidrosis. Keringat berlebihan bisa terjadi di tangan (hiperhidrosis palmaris), ketiak (hiperhidrosis aksilaris) atau di telapak kaki (hiperhidrosis plantaris). "Hiperhidrosis biasanya dihubungan dengan kelainan sistemik atau aktivitas hormon yang berlebih," ujar Hanny.

Beberapa penyakit yang menyertai hiperhidrosis di antaranya adalah hipertiroid atau kelainan di batang otak. "Sejauh ini belum ada penelitian yang membuktikan keringat berlebih di tangan merupakan tanda penyakit paru-paru basah atau lemah jantung," kata Hanny.

Keringat yang berlebihan tentu saja menggangu kenyamanan dan rasa percaya diri. Keringat berlebih bisa dikurangi dengan antiperspiran untuk mengurangi aktivitas kelenjar keringat. Namun antiperspiran yang dipakai berbentuk obat yang dioleskan. "Bukan seperti yang dijual bebas di pasaran," tandas Hanny.

Pada kasus yang lebih berat, dokter akan melakukan tindakan invasif untuk mengatasi keringat berlebih, misalnya operasi pengangkatan kelenjar keringat, obat hormonal, suntik botox, atau iontophoresis, yakni melumpuhkan kelenjar keringat dengan arus listrik pada daerah tertentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com