Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencegah Penyulit Diabetes Melitus

Kompas.com - 02/02/2009, 22:58 WIB

Konsultasi kesehatan dengan Dr Samsuridjal Djauzi di Kompas

Paman saya baru saja pulang perawatan dari rumah sakit karena kadar gula darahnya tinggi. Bahkan sewaktu dibawa ke rumah sakit kesadarannya mulai terganggu. Paman memang sudah sepuluh tahun ini menderita diabetes melitus.
    
Setahun belakangan ini beliau berpindah dari obat dokter ke obat herbal. Sebenarnya beliau merasa lebih nyaman karena tidak harus menelan obat, berkonsultasi kepada dokter, dan memeriksakan diri ke laboratorium. Pernah beliau mengatakan, dengan mengonsumsi obat herbal beliau merasa lebih segar.

Ternyata perasaan enak tersebut hanya semu karena sebenarnya gula darahnya tak terkendali. Ketika diperiksa di gawat darurat, gula darah beliau hampir 500. Beliau dirawat dengan pengawasan ketat dan untunglah kemudian gula darah dapat dikendalikan.
    
Saya merasa dekat dengan paman karena semasa kuliah dulu saya tinggal dengan paman sampai menjadi sarjana. Saya bertubuh gemuk, ayah saya juga penderita diabetes dan meninggal pada usia 62 tahun karena penyakit jantung.
    
Kadar gula darah saya sekarang masih normal, tetapi dokter menyarankan agar saya berolahraga, mengatur makanan, dan secara berkala memeriksakan gula darah saya.
    
Ketika di rumah sakit diketahui penglihatan mata kanan paman menurun akibat diabetes melitus. Ada kelainan pada retina mata beliau dan harus menjalani terapi pengobatan dengan laser untuk memperbaikinya.
    
Karena paman sakit, belakangan ini saya banyak mencari informasi mengenai diabetes melitus. Tetapi, ada beberapa hal yang masih meragukan saya. Terapi diabetes paman tak berjalan baik, karena itu mudah dimengerti jika timbul komplikasi.

Apakah pengendalian gula darah akan dapat menjamin tidak timbul komplikasi? Bagaimana cara berobat agar pengendalian gula darah dapat terlaksana dan juga komplikasi diabetes dapat dicegah? Apakah mencukupi bila penderita diabetes melitus berobat kepada dokter umum?
    
Apakah jika mengalami diabetes melitus harus juga berkonsultasi kepada dokter spesialis mata? Terima kasih atas informasi dokter.


Jika ada anggota keluarga sakit biasanya anggota keluarga lain ikut sibuk. Syukurlah paman Anda telah pulang dari rumah sakit.
    
Diabetes melitus merupakan penyakit kronis. Tujuan pengobatan diabetes melitus adalah menghilangkan keluhan dan gejala serta mencegah penyulit (komplikasi). Penyulit dapat berupa penyulit akut (hiperglikemia dan hipoglikemia) serta penyulit kronis berupa kelainan pembuluh darah pada ginjal, mata, jantung koroner, kaki, dan otak.
    
Selain itu, penyulit diabetes melitus juga dapat berupa neuropati (penyulit pada saraf) serta keadaan rentan terserang infeksi.

Gula darah yang tak terkendali dapat menimbulkan penyulit akut maupun kronis. Penyulit kronis biasanya akan timbul setelah seseorang menderita diabetes melitus dalam waktu lama (sekitar 10 tahun).

Pengendalian gula darah yang baik umumnya dapat menurunkan risiko penyulit kronis ini.
Hanya jangan lupa, biasanya penderita diabetes melitus juga mengalami gangguan kadar lemak sehingga kadar lemak juga perlu dikendalikan.
    
Karena diabetes melitus merupakan penyakit kronis, maka pengendaliannya perlu dilakukan terus-menerus. Saya dapat memahami rasa bosan paman Anda.
    
Sampai sekarang pengendalian diabetes melitus melalui informasi yang baik, pengaturan makan, olahraga teratur, dan penggunaan obat pengendali gula darah jika diperlukan masih merupakan cara terbaik.
    
Kalangan kedokteran tidak menolak penggunaan obat herbal, tetapi sebelum digunakan harus dapat dibuktikan obat tersebut bermanfaat untuk mengendalikan gula darah. Lagi pula, selain obat pengendali gula darah, upaya pengaturan makan dan olahraga teratur amatlah penting sehingga tak dapat ditinggalkan.
    
Pengalaman paman Anda dapat merupakan pengalaman berharga untuk memulai lagi upaya pengendalian diabetes melitus dengan benar. Pengendalian diabetes memerlukan kerja sama yang baik antara pasien dan dokter.
    
Pasien perlu memahami penyakitnya, cara terapi termasuk obat yang perlu digunakan, dan penyulit yang mungkin timbul. Pasienlah yang sehari-hari harus menjalani gaya hidup yang mendukung pengendalian diabetes melitus. Pasien pulalah yang harus mengonsumsi obat secara teratur.
    
Dokter berperan dalam mendampingi pasien serta mengevaluasi hasil terapi. Dokter umum mempunyai kemampuan melakukan pengelolaan diabetes melitus dengan masalah sederhana. Pada keadaan ini diabetes dapat dikendalikan dengan pengaturan makan, olahraga, atau obat pengendali gula darah.
    
Jika keadaan menjadi lebih rumit, misalnya gula darah tak dapat dikendalikan, maka pasien perlu dirujuk ke dokter spesialis penyakit dalam. Untuk menilai kemungkinan adanya penyulit diperlukan bantuan dokter spesialis lain, misalnya dokter mata dan lain-lain.
    
Penderita diabetes melitus sebaiknya tak berpindah-pindah dokter agar dapat terjalin komunikasi yang baik dengan dokternya. Diabetes melitus memang semakin sering ditemukan di masyarakat. Karena itu, kita harus peduli pada penyakit ini, terutama mereka yang mempunyai riwayat keluarga penderita diabetes melitus. Nah, saya berharap Anda
akan tetap memelihara kesehatan Anda di tengah kesibukan sehari-hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com