Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nita Juga Menderita Penyakit Lupus

Kompas.com - 04/03/2009, 16:11 WIB

MALANG, RABU — Hasil evaluasi tim dokter Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang atas Nita Nurhalimah (21), pada Rabu (4/3), menunjukkan bahwa gadis asal Kelurahan Kendalrejo, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, tersebut menderita penyakit dasar systemic lupus eritematus (SLE). Kondisi itu diperparah dengan sindrom Stephen Jhonson serta infeksi.

Gejala SLE yang tampak pada Nita adalah poliartritis (yaitu ngilu di persendian), limfosit (sel darah putih) turun, sedikit gangguan ginjal, dan peradangan pembuluh darah. Penyakit SLE tersebut oleh tim dokter diidentifikasi sudah diderita Nita sejak 2 tahun lalu.

"Hanya saja baru-baru ini penyakit SLE atau lupus itu semakin menguat karena sejumlah sebab, misalnya infeksi, terkena sinar ultraviolet, stres psikis dan fisik, serta sebab-sebab lainnya," kata sekteraris tim, dr Singgih Wahono, SpPD, dalam konferensi pers seusai rapat di Malang.

Kondisi-kondisi tersebut oleh tim dokter dinilai mengakibatkan sejumlah deformitas atau kecacatan di tubuh Nita, yaitu di seluruh batang hidung hingga tulang hidung, seluruh bibir atas, sebagian kulit dan otot dahi, kerusakan kelenjar mata kiri dan kanan, sedikit luka di dalam mulut, kehilangan sel tulang rawan hidung, pembesaran kelenjar ketiak karena peradangan di tangan, dan lainnya.

"Dengan kondisi terebut, dalam dua hari ini kami sudah melakukan pengangkatan jaringan mati. Ke depan, kami menunggu hasil laboratorium dan pemeriksaan patologi. Ini sebagai dasar untuk upaya rekonstruksi," kata ketua tim penanganan Nita, dr Herman Yoseph, SpBP.

Penyakit lupus adalah penyakit auto imun, di mana kekebalan tubuh justru menyerang tubuh si penderita. Yang diserang bisa segala bagian tubuh, seperti ginjal, otak, dan pembuluh darah.

Penyakit ini, menurut Singgih, merupakan jenis penyakit multifaktorial, yaitu bisa disebabkan banyak hal. Misalnya dari genetik, lingkungan misalnya terkena sinar ultraviolet dari sinar matahari, dan faktor hormonal.

"Dengan kondisi tersebut, saat ini yang tim dokter lakukan adalah memberikan pengobatan steroid untuk menghentikan proses peradangan pada penyakit lupus. Sebab rekonstruksi wajah tidak akan bisa dilakukan jika peradangan masih terjadi," ujar Singgih.

Sementara itu, Solikhin (49), ayah Nita, mengatakan, kondisi anaknya semakin membaik. "Hari ini, kata dokter, ada upaya penambalan, setelah ada pengangkatan jaringan di wajahnya. Yang jelas, kondisi Nita semakin baik," ujarnya.

Sejak dirujuk ke RSSA Malang, awalnya Nita ditempatkan di ruang 24 B. Senin siang, Nita dipindahkan ke ruang 16 burn care RSSA Malang. Nita segera ditangani oleh 11 dokter yang terbentuk sebagai tim. Mereka berasal dari berbagai macam dokter, seperti dokter bedah plastik, dokter THT, dokter mata, dokter patologi klinik, dan gizi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com