Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Kanker Payudara dengan Deteksi Dini

Kompas.com - 22/04/2009, 18:37 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com — Kanker payudara merupakan penyakit penyebab kematian nomor dua bagi perempuan di dunia setelah kanker mulut rahim. Demi mewaspadai risiko terkena penyakit ini, perempuan sebaiknya melakukan deteksi dini.

Demikian disampaikan dokter spesialis radiologi Johannes Adji Suroso dalam seminar bertajuk Kiat Cantik dan Sehat di Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (22/4).

Menurut Adji, deteksi dini tersebut dapat dilakukan melalui pemeriksaan dengan mammografi dan ultra sonografi (USG) secara rutin berdasarkan usia.

Untuk perempuan berusia di bawah 40 tahun lebih baik periksa dengan USG karena struktur payudaranya lebih padat, sedangkan untuk usia di atas 40 tahun bisa menggunakan mammografi. Demikian kata Adji.

Selain mendeteksi dengan alat, Adji menambahkan, perempuan di atas usia 20 tahun juga dapat memeriksa sendiri payudaranya selama sebulan sekali tanpa menggunakan alat. "Masa pemeriksaannya antara 2 dan 10 hari setelah menstruasi," kata Adji.

Berbagai upaya deteksi dini tersebut bertujuan untuk mengurangi risiko kematian akibat kanker payudara dan meningkatkan tingkat keberhasilan pengobatan.

Penyakit kanker payudara ini disebabkan oleh faktor genetik atau diwarisi dari orangtua perempuan serta produksi hormon progesteron dan estrogen secara berlebihan. Kendati pada umumnya terjadi pada perempuan, kanker payudara juga dapat terjadi pada laki-laki.

"Hal ini terjadi pada laki-laki yang memiliki hormon perempuan berlebihan, biasanya ditandai dengan membesarnya sebelah payudara," katanya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Semarang, penderita kanker payudara di Kota Semarang terus meningkat sejak tiga tahun terakhir, yaitu 1.280 penderita (2005), 4.956 penderita (2006), dan 5.642 penderita (2007). Akibat penyakit ini, 51 penderita meninggal pada tahun 2006 dan 69 penderita meninggal di tahun 2007.

Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Menular Langsung Dinas Kesehatan Kota Semarang Tri Susilo Hadi mengakui, berdasarkan kajian epidemologi, perempuan yang rajin mengonsumsi makanan dengan kandungan pewarna, pengawet, penyedap, dan formalin juga berisiko terkena kanker payudara.

Tri Susilo mengungkapkan, pengobatan untuk penyakit kanker pada umumnya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan sinar-X dan obat. Namun, obat tersebut memiliki efek samping yaitu mengurangi nafsu makan sehingga daya tubuh melemah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com