Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stroke, Penyebab Utama Kecacatan

Kompas.com - 14/05/2009, 18:15 WIB

TANGERANG, KOMPAS.com — Angka kejadian stroke terus meningkat. Lebih dari 65 persen di antara para penderita mengalami kecacatan. Bahkan sebagian pasien meninggal tidak lama setelah terkena stroke. Hal ini disebabkan mayoritas pasien terlambat dibawa ke rumah sakit.

Demikian disampaikan dokter spesialis syaraf dari Rumah Sakit Siloam dr Yusak MT Siahaan, Kamis (14/5), dalam jumpa pers peluncuran Unit Stroke RS Siloam, Karawaci, Tangerang.

"Stroke merupakan penyebab utama kecacatan dan kesakitan. Penyakit ini juga merupakan penyebab utama kedua demensia," kata Yusak.

Selain itu, stroke termasuk penyebab tersering dari epilepsi pada orangtua dan depresi. Sebanyak 88 persen dari penderita stroke mengalami penyumbatan otak. Sesudah mengalami serangan penyakit ini, 10 persen dari penderita akan pulih hampir sempurna. Namun, lebih dari 65 persen di antara penderita akan mengalami kecacatan. "Kondisi ini terjadi karena mayoritas pasien terlambat dibawa ke rumah sakit," kata Yusak.

Risiko terlambat ke rumah sakit adalah penatalaksanaan jadi tertunda, derajat kecacatan juga akan meluas atau bertambah parah. Maka dari itu, kecepatan identifikasi dan penanganan stroke amat memengaruhi derajat keparahan yang ditimbulkan pada pasien.

Masalah identifikasi stroke akut adalah lokasi rumah sakit yang memiliki unit layanan stroke jauh dari tempat tinggal penderita. Menurut Direktur Eksekutif RS Siloam dr Andry, keberadaan unit stroke dan layanan kegawatdaruratan amat penting untuk mencegah pasien stroke dari kecacatan.

Dengan adanya unit stroke, maka pasien stroke akut akan mendapat pelayanan dengan sistem terpadu. "Unit stroke merupakan bagian khusus rumah sakit untuk melayani pasien stroke," kata Andry.

Dalam unit itu terdapat staf khusus dan tim medis yang terlatih menangani kegawatdaruratan karena stroke, dengan prosedur operasional yang terstandar dan dilengkapi peralatan penunjang diagnosis yang memadai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com