Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SDM Terbatas Hambat Pengembangan Penelitian Sel Punca

Kompas.com - 05/06/2009, 22:14 WIB

KOMPAS.com — Keterbatasan sumber daya (manusia, dana) menjadi salah satu kendala yang berarti dalam pengembangan penelitian sel punca di Indonesia. Padahal, terapi ini berpotensi sembuhkan beragam penyakit.

Ferry Sandra, Ketua Dewan Pelaksana ASPI atau Asosiasi Sel Punca Indonesia, menyatakan bahwa dalam pengamatannya ada 2 bidang besar keterbatasan sumber daya, yaitu sumber daya manusia dan sumber daya non-manusia.

Yang dimaksud dengan sumber daya manusia adalah keterbatasan para peneliti untuk mau bekerja di Indonesia.

Menurutnya, meskipun banyak putra-putri Indonesia yang sudah belajar dan bekerja di luar negeri, tetapi terhalang berbagai kendala seperti fasilitas laboratorium, dana, dan suasana belum terlalu mendukung iklim penelitian di Indonesia.

Sedangkan di bidang sumber daya non-manusia, masih banyak terjadi kendala harga alat laboratorium (termasuk maintenance-nya) yang masih relatif mahal, dan impor bahan habis pakai yang masih terkesan birokrasi.

Karena itu kerja sama multisenter antara akademisi, bisnis, dan pemerintah atau yang sering disebut ABG sangat dibutuhkan untuk memajukan industri sel punca di Indonesia.

Untuk itulah, Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI) mengadakan seminar dengan tema "Penelitian Multisenter Sel Punca di Indonesia", pada hari Sabtu 30 Mei 2009 di Jakarta.

Ferry berharap dengan adanya pertemuan ini, pihak ABG (akademi, bisnis, dan government) bisa duduk bersama untuk terus-menerus membahas bagaimana bisa membuat solusi yang terbaik bagi kepentingan bersama.

Seminar ini berlangsung untuk mendata sumber daya yang ada di setiap pusat penelitian sel punca di seluruh Indonesia, mendiskusikan arah penelitian di tiap-tiap pusat sehingga bisa mencegah terjadinya duplikasi. Dengan demikian bisa meningkatkan efisiensi sumber daya yang disesuaikan dengan hasil penelitian. Artinya bisa saja infrastruktur, informasi hingga sumber daya digunakan bersama (penelitian multisenter).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com