Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merancang Ulang Sel Punca

Kompas.com - 11/06/2009, 10:06 WIB

Evy Rachmawati

KOMPAS.com - Penggunaan sel punca telah membuka jalan revolusi untuk mengatasi berbagai penyakit dan kerusakan jaringan tubuh. Namun, pengembangan sel punca embrionik yang mampu membentuk beragam tipe jaringan terbentur masalah etika. Karena itu, kini teknik pemrograman ulang sel manusia banyak dikembangkan.

Pada dasarnya, setiap organ dan jaringan tubuh dibentuk oleh sel-sel tertentu yang berasal dari sel punca. Dalam kehidupan kita, sel punca berperan dalam regenerasi organ dan jaringan yang rusak atau hilang setiap hari.

Boleh dibilang, sel punca adalah sumber dari semua sel di dalam individu, tidak terdiferensiasi dan bisa memperbanyak diri. Salah satu tipe sel punca adalah sel punca embrionik yang diisolasi dari bagian inner cell mass blastosis, tahap paling awal perkembangan manusia yaitu lima hari setelah pembuahan. Sel punca yang digambarkan sebagai pluripotent, mampu jadi semua jenis sel.

Sementara itu, sel punca dewasa adalah sel tunas yang diisolasi dari jaringan dewasa seperti sumsum tulang atau darah dan bisa memperbanyak diri, tetapi kemampuan diferensiasinya terbatas untuk menjadi jenis sel tertentu. Karena bisa menjadi beragam sel tubuh, sel punca bisa menyediakan jaringan untuk mengganti sel-sel yang rusak dalam terapi diabetes, jantung, dan penyakit lain.

Namun, sel punca dewasa dianggap kurang optimal hasilnya daripada sel punca embrionik dalam hal tipe jaringan yang bisa dibentuk. ”Akan tetapi, riset sel punca embrionik dihadapkan pada masalah etika karena embrio harus dihancurkan bila hendak diambil sel puncanya. Ini berarti menghilangkan satu kehidupan yang dimulai sejak pembuahan,” kata Ketua Komisi Bioetika Nasional Prof Umar Anggara Jenie.

Debat etika ini memacu penelitian untuk mendapat teknik pemrograman ulang dari sel somatik dengan faktor penentu sel punca pluripotensi. Menurut Perhimpunan Penelitian Sel Punca Internasional, pembuatan induced pluripotent cells (iPS) adalah cara lain menciptakan sel punca pluripotent. Sel punca embrionik dan sel iPS punya banyak kesamaan karakteristik, termasuk kemampuan jadi sel semua organ dan jaringan, tetapi keduanya tidak identik.

Selama ini para peneliti sudah berhasil memprogram ulang berbagai jenis sel tikus, antara lain sel hati dan sel epitel lambung. Jadi, sel fibroblast tikus dewasa telah diprogram ulang ke keadaan tidak terdiferensiasi yang menyerupai sel punca embrio. Hasilnya, sel iPS buatan ini terlihat sama dengan sel punca yang berasal dari embrio.

Tim peneliti dipimpin James Thompson dari Universitas Wisconsin Madison dan Shinya Yamanaka dari Universitas Kyoto Jepang menggemparkan dunia ketika berhasil membuat metode untuk memprogram ulang sel punca dewasa jadi pluripotent pada November 2007. Sel-sel ini disebut iPS Cells yang secara genetik dimodifikasi dengan memasukkan empat faktor transkripsi DNA penting dalam sel embrionik ke genom sel punca dewasa dengan memakai virus.

Tak lama kemudian, pada Desember lalu, George Daley dari Harvard Medical School di Boston, Massachusetts, dan rekan juga menunjukkan sel iPS dapat dibuat dari beragam sel dewasa. ”Pada banyak pasien, kami dapat menggunakan biopsi kulit untuk menstabilkan sel pluripotent,” kata Daley dalam situs Nature.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com