Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kanker Usus Besar Si Pencuri Kebahagiaan

Kompas.com - 20/06/2009, 14:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kanker usus besar bekerja seperti pencuri yang merampas kesehatan, mencuri kebahagiaan, melemahkan semangat hidup penderita, dan mengakibatkan kematian.

Mahalnya biaya pengobatan dan berkurangnya produktivitas penderita penyakit ini ikut menambah beban keluarga dari pasien. Karena itu, kepedulian tentang penyakit ini perlu ditingkatkan, terutama dengan menerapkan gaya hidup sehat serta deteksi dini.

Hal ini terungkap dalam pertemuan pasien yang diprakarsai Indonesian Ostomy Association (InOA) dan Yayasan Kanker Indonesia bertema "Kanker Usus Besar: Pentingnya Gaya Hidup Sehat dan Deteksi Dini", Sabtu (20/6) di Hotel Le Meridien, Jakarta.

Dalam acara itu, perusahaan farmasi Sanofi Aventis memberi donasi senilai Rp 225 juta dalam bentuk obat jadi untuk disalurkan kepada 5 pasien kanker usus besar yang kurang mampu.

Acara itu bertujuan memberi informasi tentang kanker usus besar, memotivasi pasien serta keluarganya dan ajang saling berbagi pengalaman lewat pemaparan pengalaman para pasien.

Acara tersebut dihadiri sekitar 50 orang pasien kanker usus besar dan sebagian di antaranya adalah pasien yang menggunakan kantung atau ostomate. Menurut Ketua II Pelayanan Sosial dr Melissa Luwia, InOA dibentuk di bawah naungan YKI untuk memberi dukungan kepada para ostomate dalam mengatasi masalahnya.

Kanker merupakan pertumbuhan sel abnormal yang meluas ke luar jaringan asal. Sel kanker mengalami lepas kendali dalam pertumbuhan dan proliferasinya, sel itu tidak bisa mati pada waktunya dan mendesak sel-sel sehat.

"Kanker ditimbulkan oleh pajanan terhadap bahan-bahan karsinogenik yang terjadi akibat berbagai kebiasaan atau gangguan metabolisme tubuh seperti yang ditemukan pada obesitas dan kurangnya olahraga," kata dr Aru Wicaksono Sudoyo dari Divisi Hematologi Medik-Onkologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Dari semua jenis kanker, kanker usus besar atau kolorektal paling dipengaruhi oleh bahan-bahan karsinogenik dan gaya hidup mengingat alat tubuh itu selalu harus dilewati bahan-bahan karsinogenik tersebut dalam makanan di samping beberapa kebiasaan seperti merokok. Apalagi saat ini pola makan modern cenderung tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan siap saji yang mengandung lemak tinggi.

Beberapa tanda dan gejala kanker usus besar adalah adanya darah dalam kotoran, perubahan dalam pola defekasi, nyeri perut sebelah bawah yang tidak hilang, bentuk kotoran yang panjang dan tipis seperti pensil, tes feses yang tidak normal, adanya anemia serta berat badan turun drastis. "Penyebab terjadinya kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan merupakan faktor penting dalam proses terjadinya kanker," ujar Aru menambahkan.

Untuk mencegah kanker usus besar, maka gaya hidup sehat perlu diterapkan sejak usia dini dengan mengurangi konsumsi makanan berlemak tinggi dan bahan-bahan karsinogenik. "Deteksi dini kanker usus besar perlu dilakukan, dengan pemeriksaan yang teratur, terutama pada mereka yang berisiko tinggi dan mempunyai riwayat gangguan pencernaan," kata dia menegaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com