Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Segera Masalah Mendengkur pada Anak

Kompas.com - 08/07/2009, 04:36 WIB

Jakarta, Kompas - Henti napas saat tidur sering dialami anak yang mendengkur. Apabila tidak diatasi, gangguan tidur itu bisa mengganggu tumbuh kembang anak dan menimbulkan gangguan pada pembuluh darah.

Hal ini dipaparkan dokter spesialis anak Bambang Supriyatno dalam disertasinya untuk meraih gelar doktor dalam bidang ilmu kedokteran Universitas Indonesia, Selasa (7/7) di Jakarta. Bambang meraih predikat cumlaude.

Mendengkur pada anak sering dianggap karena kelelahan. Padahal dengkuran dapat menjadi tanda terjadi sumbatan pada jalan napas saat tidur. Apabila tidak ditangani dengan baik, hal itu bisa menyebabkan komplikasi seperti hiperaktif, mengantuk di sekolah, dan gangguan pembuluh darah.

Bambang menjelaskan, mendengkur merupakan salah satu tanda berhenti napas saat tidur akibat ada obstruksi (obstructive sleep apnea syndrome/OSAS). Gejala klinis lain OSAS adalah kesulitan bernapas saat tidur, infeksi saluran napas berulang, gangguan konsentrasi, hiperaktif, mengantuk pada siang hari, dan bernapas lewat mulut.

Pada anak, tanda dan gejala OSAS lebih ringan dari orang dewasa sehingga diagnosisnya lebih sulit dan harus dipertegas dengan polisomnografi (PSG). Karena PSG butuh waktu, biaya mahal, dan belum tentu tersedia di fasilitas kesehatan, perlu metode lain sebagai uji tapis.

Dalam disertasinya, Bambang mendapat sistem penilaian pada remaja dini obesitas yang mendengkur. Anak dengan adenoid dan tonsil besar, obesitas, lingkar leher 34 sentimeter atau lebih, kemungkinan 97 persen akan terkena OSAS apabila tidak diet dan diangkat amandelnya.

Angka kejadian mendengkur pada anak 3,2 persen-12,1 persen. Pada anak dengan obesitas prevalensinya 30 persen atau lebih. Insiden tertinggi terjadi pada umur 3-6 tahun karena pada usia itu sering terjadi amandel (hipertrofi tonsil dan adenoid).

Gangguan tidur pada anak dengan obesitas disebabkan terjadi penyempitan saluran napas bagian atas akibat penimbunan jaringan lemak di dalam otot dan jaringan lunak di sekitar saluran napas, leher, dan rahang. (EVY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com