Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuberkulosis di Indonesia Terbesar Ketiga

Kompas.com - 21/07/2009, 15:37 WIB

KOMPAS.com — Indonesia merupakan negara terbesar ketiga di dunia yang memiliki penderita TB (tuberkulosis) setelah China dan India. Demikian disampaikan Kepala Instalasi Pelayanan Pelanggan dan Humas RSUP Persahabatan Drg Rani Dwiharjanti di Jakarta.
 
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga 2004 menunjukkan, TB merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan saluran napas dan nomor satu di antara penyakit infeksi.
    
Sementara itu, jumlah kasus TB di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan setiap tahunnya mengalami peningkatan yang sampai bulan Mei 2009 berjumlah 7.439 kasus untuk rawat jalan. Jumlah tersebut setiap tahun meningkat.
    
"Tahun lalu jumlah kasus TB yang rawat jalan mencapai 20.108 orang, rawat inap 621 orang, dan 63 orang meninggal dunia, kini hingga bulan Mei untuk rawat jalan mencapai 7.439 orang, rawat inap 142 orang, dan 19 orang meninggal dunia," ujarnya.          
    
Ia menambahkan, gejala-gejala penyakit TB antara lain batuk berdahak selama tiga minggu, sesak napas, batuk berdarah, rasa sakit di dada, berkurangnya berat badan, nafsu makan berkurang, demam lebih dari satu bulan, berkeringat di malam hari meskipun tidak melakukan kegiatan serta lemas dan mudah lelah.
    
Cara penanggulangan TB antara lain pengobatan minimal selama enam bulan, pengobatan TB tidak boleh terputus-putus, tunjuklah Pengawas Menelan Obat (PMO), dan hubungi puskesmas atau rumah sakit pemerintah terdekat untuk pengobatan gratis.
    
Untuk mengurangi jumlah kasus TB, RSUP Persahabatan selalu mengadakan penyuluhan TB ke sejumlah sekolah di Jakarta Timur, talkshow TB, seminar TB, klinik TB, dan pelatihan mikrobiologi yang diadakan setiap tahunnya di RSUP Persahabatan.

Menurut Rani, berdasarkan data WHO, setiap tahun di dunia diperkirakan terdapat 8,7 juta kasus baru TB dan 1,7 juta kematian karena TB. "Bila tidak diupayakan pengendalian yang memadai, maka 25 tahun kemudian diperkirakan angka kematian akan mencapai 40 juta orang dalam setahun," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com