Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tubuh Sehat dan Ideal Berkat Gizi Seimbang

Kompas.com - 31/07/2009, 21:14 WIB

Himpunan Studi Obesitas Indonesia tahun 2004 menemukan, prevalensi obesitas sebesar 9,16 persen pada pria dan 11,02 persen pada perempuan. Bahkan, dilihat dari ukuran lingkar, ada 41,2 persen pria mengalami obesitas karena lingkar pinggangnya melebihi 89 cm, dan 53,3 persen wanita dengan obesitas karena lingkar pinggangnya lebih dari 79 cm.

Hal ini menunjukkan, obesitas merupakan masalah serius yang jumlah penderitanya akan terus meningkat bila masyarakat tidak segera mengubah gaya hidupnya, kata dr Fiastuti Witjaksono, pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia, dalam lokakarya media beberapa waktu lalu. Saat ini gaya hidup perkotaan adalah orang cenderung kurang beraktivitas fisik dan pola makannya pun kurang seimbang.

Kondisi ini mengakibatkan banyak orang kelebihan berat badan (obesitas) atau sebaliknya yaitu kekurangan berat badan karena kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi dengan seimbang. Selain obesitas, gaya hidup perkotaan mengakibatkan fenomena TOFI thin outside, fat inside. Walaupun bentuk tubuhnya terlihat ideal bahkan kurus, tetapi kadar lemak dalam tubuhnya melebih normal, kata Kepala Divisi Pusat Riset Nutrifood, Susana.

Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang memengaruhi perkembangan penyakit dan kualitas hidup. Menurut Fiastuti, obesitas terkait dengan risiko mengalami komplikasi kardiovaskuler, seperti stroke dan penyakit jantung koroner. Obesitas juga meningkatkan risiko nonkardiovaskuler di antaranya, diabetes melitus atau kencing manis, hiperkolesterol, batu empedu, kanker, infertilitas atau sulit hamil dan radang sendi.

Pada pria, obesitas meningkatkan risiko terjadi kanker kolon, rektum dan prostat. Sedangkan pada wanita, obesitas bisa meningkatkan risiko kanker empedu, endometrium dan payudara, ujarnya menambahkan. Salah satu komplikasi yang dialami penderita obesitas yang paling sering terjadi adalah radang sendi (osteoartritis), terutama pada sendi lutut dan pergelangan kaki.

Susana menambahkan, gizi seimbang penting di tiap tahap kehidupan. Status gizi ibu sebelum hamil menentukan kesehatan janin. Bila berat badan kurang, pertumbuhan janin akan kurang optimal. Bila kelebihan berat badan, maka meningkatkan risiko gestational diabetes dan komplikasi kehamilan lain. Persiapan kehamilan yang sering dilupakan adalah, berat badan ideal melalui gizi seimbang, ujarnya.  

 

Gizi seimbang

Karena itu, saat ini obesitas dianggap penyakit berbahaya akibat perilaku makan yang keliru. Masalah kesehatan ini tergolong kronis dan sangat sulit diatasi. Karena itu, upaya pencegahan dini lebih mudah mencapai keberhasilan yaitu saat pasien masih dalam kondisi overweight atau kelebihan berat badan, kata Prof Walujo Soerjodibroto dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.  

Penurunan berat badan yang aman adalah 2-5 kilogram per bulan dengan mengurangi asupan lemak. Komposisi diet yang baik adalah, protein (15 persen), karbohidrat (55 persen), dan lemak (30 persen), kata Fiastuti. Selama ini komposisi diet yang umum adalah protein (15 persen), karbohidrat (45 persen), dan lemak (40 persen) tetapi komposisi ini dinilai kurang efektif untuk menurunkan berat badan karena asupan lemak masih tinggi.

Kandungan lemak terdapat dalam berbagai makanan antara lain susu, keju, es krim dan mentega, produk daging seperti daging merah dan ayam, dan berbagai jenis kue. Beberapa jenis makanan siap saji memiliki kandungan kalori tinggi. Sebagai contoh, kandungan kalori dalam makanan McDonalds adalah Big Mac (495 kalori, 24 gram lemak), Cheese burger (315 kalori), dan McChicken (460 kalori).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com