Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persalinan di Air Berisiko pada Bayi

Kompas.com - 01/08/2009, 14:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa penelitian menunjukan melahirkan di air tidak memberi efek luaran yang berbeda untuk bayi dengan melahirkan di darat. Tapi ternyata persalinan di air bukannya tidak memiliki risiko. Persalinan di air justru meningkatkan risiko bagi bayi.

Hal tersebut dikatakan dr. Med Damar Pramusinto, SpOG dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi dari RSCM dalam seminar yang bertajuk Persalinan Tanpa Nyeri Persalinan Nyaman, di Jakarta, Sabtu (1/8).

"Persalinan di air berisiko bayi akan ter-aspirasi (air terhisap masul ke paru-paru) atau hipoksia (kekurangan oksigen). Hal itu terjadi karena bayi terlambat diangkat dari air," jelas Damar.

Selain itu, bayi juga berisiko terkena terinfeksi oleh bakteri yang ada di dalam air hangat tersebut. Jika sang ibu mempunyai hepatitis, maka bayinya juga dapat tertulari. Pasalnya darah ibu yang ada dikolam mengandung bibit penyakit hepatitis. Selain itu, kolam yang tidak higienis juga berpontensi menularkan berbagai bakteri yang dan virus kepada bayi.

Risiko juga dialami oleh ibu. Pasalnya persalinan di air menyebabkan terbatasnya pemberian analgesik yang lain sehingga meningkatkan trauma perineum. Saat melahirkan akan sangat sulit mengontrol darah yang hilang dan janin juga tidak termonitor dengan baik. Air sendiri dapat memberikan efek sebaliknya, yaitu kontraksi menjadi tidak efektif.

Untuk menghindari hal tersebut, Damar menyarankan bagi calin ibu yang ingin melahirkan di air, mereka memastikan diri bahwa kehamilannya sama sekali tidak beresiko. Kebersihan kolam atau bak harus diutamakan.

Pada saat melahirkan, lanjut Damar, ibu harus minum cukup air supaya tidak dehidrasi. Temperatur air antara 35-38,3 derajat celcius, hal itu dimaksudkan supaya tetap nyaman dan mencegah pemanasa berlebih. Selama berada di kolam, sang ibu juga harus diawasi.

Penolong harus menggunakan pelindung diri yang memenuhi syarat pencegah infeksi universal. Dan yang tak kalah pentingnya setelah bayi lahir, segera bawa kepermukaan. Perhatikan peregangan tali pusar. "Jaga badan bayi sampai leher tetap di air supaya suhu tubuhnya tetap terjaga," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com