Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stimulasi Bermain sejak Dini untuk Kecerdasan Anak

Kompas.com - 22/08/2009, 15:52 WIB

KOMPAS.com — Apakah stimulasi bermain sejak dini itu? Menurut Dr Soedjatmiko, SpA(K), MSi, dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang, stimulasi dini adalah rangsangan bermain yang dilakukan sejak bayi baru lahir. Rangsangan atau stimulasi ini sebaiknya dilakukan sejak janin masih berusia 6 bulan di dalam kandungan. Mengapa?

Stimulasi dipercaya dapat memengaruhi pertumbuhan sinaps (proses sinaptogenesis), yang membutuhkan banyak sialic acid untuk membentuk gangliosida, yang penting untuk kecepatan proses pembelajaran dan memori.

Rangsangan yang harus dilakukan dengan penuh kegembiraan, kasih sayang, dan setiap hari untuk merangsang semua sistem indera. Selain itu, harus juga merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan, dan jari-jari, mengajak komunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan dari pikiran bayi dan balita.

Rangsangan yang dilakukan dengan suasana bermain dan kasih sayang, sejak lahir, terus-menerus, dan bervariasi, akan merangsang pembentukan cabang-cabang sel-sel otak, melipatgandakan jumlah hubungan antarsel otak sehingga membentuk sirkuit otak yang lebih kompleks, canggih, dan kuat. Dengan demikian, kecerdasan anak makin tinggi dan bervariasi (multiple intelligence).

Lalu, bagaimana menstimulasi janin yang masih dalam kandungan? Si ibu atau ayahnya bisa melakukannya dengan berbicara dekat perut si ibu, menyanyikan lagu, membaca doa, lagu-lagu keagamaan, sambil mengelus perut si ibu. Dapat pula memperdengarkan lagu dengan menempelkan earphone di perut ibu atau si ibu juga mendengarkan lagunya. Ada sebagian literatur yang mengatakan bahwa mendengarkan lagu klasik baik untuk perkembangan otak anak. Jika memang ingin memperdengarkan lagu klasik pada anak, penting juga untuk si ibu menyukai lagu-lagu tersebut. Sebab, suasana hati si ibu juga bisa memengaruhi si bayi. Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap hari, setiap saat ibu bisa berinteraksi dengan janinnya, misal, saat mandi, masak, cuci pakaian, berkebun, dan sebagainya.

Sementara untuk bayi atau balita, stimulasi bisa dilakukan dengan beragam cara sesuai perkembangan usianya, contoh:

Usia 0–3 bulan, berikan rasa nyaman, aman, dan menyenangkan, memeluk, menggendong, menatap mata bayi, mengajak tersenyum, membunyikan suara atau musik, menggerakkan benda berwarna mencolok, benda berbunyi, menggulingkan bayi ke kanan/kiri, tengkurap-telentang, dan dirangsang untuk meraih dan memegang mainan.

Usia 3–6 bulan, bisa dengan bermain “cilukba”, melihat wajah bayi di cermin, dirangsang untuk tengkurap, telentang bolak-balik, duduk.

Usia 6–9 bulan, panggil namanya, salaman, tepuk tangan, bacakan dongeng, rangsang duduk, latih berdiri berpegangan.

Usia 9–12 bulan, mengulang menyebut mama-papa, kakak, masukkan mainan ke dalam wadah, minum dari gelas, gelindingkan bola, latih berdiri, jalan berpegangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com