JAKARTA, KOMPAS.com - Penderita kanker payudara, terutama stadium lanjut, umumnya diliputi kemarahan dan depresi karena memikirkan penyakit yang dideritanya. Karena itu, dukungan keluarga amat diperlukan dalam perawatan pasien. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan semangat hidup dan komitmen pasien untuk tetap menjalani pengobatan.
Demikian disampaikan dr Samuel Haryono, ahli bedah onkologi dari Rumah Sakit Kanker Dhar mais, Jumat (28/8), di Jakarta. Diagnosis kanker bukan vonis kematian. "Dengan terapi sejak dini, angka harapan hidup kini jauh lebih tinggi dari sebelumnya, bahkan kecacatan akibat operasi bisa dihindari," ujarnya.
Sayangnya, banyak penderita baru datang berobat pada stadium lanjut. Data dari RS Dharmais pada 5 tahun terakhir ini mencatat, angka kejadian kanker payudara menempati urutan pertama yaitu 32 persen dari total jumlah kasus kanker. Di antara para pas ien kanker payudara itu, hanya 40 persen yang datang berobat pada stadium awal.
Umumnya ada lima fase reaksi emosional penderit a ketika diberitahu menderita kanker yang sudah lanjut, kata dr Maria Astheria Wijaksono, ahli perawatan paliatif dari RS Kanker Dharmais. Fase pertama adalah penderita menyangkal kenyataan, lalu marah terhadap kenyataan yang d ihadapi, diikuti fase menimbang-nimbang dan diliputi depresi. Setelah fase ini berlalu, akhirnya pasien sadar dan menerima kenyataan.
Perawatan pasien kanker payudara, terutama stadium lanjut, utuh penanganan multidisiplin. Kebanyakan pasien bahkan butuh perawatan suportif sejak awal pengobatan. Karena itu, penting bagi keluarga, pendamping dan relawan untuk selalu memberi harapan agar pasien tetap bersemangat dan berkomitmen untuk patuh berobat, ujarnya.
Samuel menambahkan, peran keluarga amat penting dalam pengambilan keputusan untuk menjalani kemoterapi dan jenis terapi lain bagi penderita. Dengan memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya, diharapkan pasien tetap berkomitmen untuk patuh menjalani pengobatan dan tidak berpaling ke pengobatan alternatif yang tidak terbukti secara ilmiah efektivitasnya, kata dia.
Perkembangan sel-sel kanker dalam tubuh amat agresif. Ada sebagian pasien yang terdeteksi pada stadium awal tetapi kemudian memilih pengobatan alternatif atas anjuran orang-orang di sekitarnya karena takut menjalani operasi dan kemoterapi. Setelah kondisinya bertambah parah, baru pasien datang berobat. Hal ini memperkecil peluang keberhasilan terapi, ujarnya menambahkan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.