Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidur Itu Harus Mimpi

Kompas.com - 08/09/2009, 10:19 WIB

Yang menarik, dari pemeriksaan dijumpai bahwa bagian otak yang diaktifkan untuk mengerjakan suatu tugas selama terjaga diaktifkan kembali saat mimpi. Ini artinya, tidur mimpi berperan dalam konsolidasi memori.

Proses konsolidasi memori ini terjadi secara selektif selama tidur. Hobson dan rekan-rekan menyimpulkan bahwa tidur rapid eye movement (REM)—atau mata bergerak-gerak cepat dalam kondisi terpejam—berperan dalam konsolidasi memori atau ingatan visual dan emosional. Sementara tidur non-REM lebih pada pikiran-pikiran tanpa visualisasi.

Guna mengetahui seseorang bermimpi atau tidak, dilakukan perekaman EEG saat tidur. Ketika subyek penelitian berada di fase tidur REM dan dia dibangunkan, umumnya ia akan ingat kalau sedang bermimpi. Sementara itu, kalau seseorang dibangunkan pada tahap tidur lain, ingatannya tentang mimpi tidak begitu baik.

Tidak seperti janin yang 100 persen tidurnya berada dalam fase REM maupun bayi baru lahir yang 50 persen tidurnya ada di fase REM, orang dewasa fase REM-nya hanya 20-25 persen. Tidur di fase REM ini memang sangat penting bagi tumbuh kembang bayi dan anak. Sebab di saat tidur, hormon pertumbuhan penting akan dikeluarkan.    

Fase REM juga penting bagi orang dewasa. Sedemikian pentingnya fase REM itu sehingga ketika seseorang sedang kurang tidur dan kemudian tidur, otak langsung masuk ke tahap tidur R, tanpa melewati arsitektur tidur semestinya. Kondisi ini disebut SOREM atau sleep onset REM.    

"Keadaan ini pula yang menjelaskan terjadinya sleep paralysis atau kelumpuhan saat tidur yang di Indonesia dikenal sebagai tindihan," papar dr Ade. Karena itu, kecukupan jumlah tidur harus terjaga.    

Bugar saat bangun
Tidur yang bermutu ditandai rasa segar dan bugar ketika bangun. Jika yang terjadi sebaliknya, Anda merasa loyo saat bangun di pagi hari atau mengantuk seharian meski sudah merasa cukup tidur, itu menjadi pertanda bahwa tidur Anda tidak bermutu.

Cara untuk menilai tidur Anda cukup dan berkualitas atau tidak adalah dengan melihat kesehatan kulit. "Orang yang tidur cukup dan berkualitas kulitnya lebih bagus karena proses regenerasi sel berjalan dengan baik," ujar lulusan FK Universitas Atmajaya ini.

Daya tahan tubuh akan bekerja dengan baik dan meningkat bila kita cukup tidur.
Rata-rata waktu tidur yang dibutuhkan orang dewasa sekitar 8 jam per hari. Kalau jumlah ini tidak dipenuhi, setiap kekurangan waktu tidur akan menjadi utang. Namanya utang, tentu akan menjadi beban bagi tubuh. Untuk melunasinya bisa dengan menyiasati waktu tidur.

Karena itu, menurut dr Ade, lumrah saja jika orang tertidur di kereta, bus, atau kendaraan lain. Itu artinya, mereka memanfaatkan waktu dengan baik untuk tidur. dr Ade juga sangat menyarankan orang dewasa untuk tidur siang.

"Tidur siang bagi orang dewasa itu normal. Cukup 15 menit. Itu sudah bisa mencapai satu siklus tidur sehingga ketika bangun tubuh terasa lebih segar," katanya.

(GHS/Diana Yunita Sari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com