Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MDGs dan Pemerintahan Baru

Kompas.com - 15/10/2009, 03:09 WIB

Oleh Wahyu Susilo

Terbitnya Laporan Pembangunan Manusia (HDR) 2009 awal Oktober 2009, tepat momentumnya bagi pemerintahan baru di bawah SBY-Boediono. Ini saatnya mewujudkan janji-janji yang ditebar selama kampanye lalu, terutama upaya mengurangi kemiskinan di Indonesia.

Dalam laporan HDR 2009, Indonesia disebut sebagai negara dengan segudang masalah terkait migrasi, antara lain keruwetan birokrasi, pungutan, dan beban biaya tinggi yang mengakibatkan kerugian bagi kaum migran. Sementara proteksi yang seharusnya menjadi elemen pokok kaum migran masih terabaikan.

Situasi ini menjadi ironi bagi kaum migran yang telah berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan negara di tempat bekerja, serta mengalirkan remitansi yang menggerakkan ekonomi di daerah asal.

Catatan muram tentang Indonesia juga terlihat dari kemerosotan Indeks Pembangunan Manusia. Dalam HDR 2005, Indonesia berada di peringkat 107, HDR 2007-2008 di peringkat 109, dan pada HDR 2009, kita kian merosot, peringkat 111, lebih rendah ketimbang Palestina (110) dan Sri Lanka (102).

Kualitas manusia

Bagi pemerintahan baru SBY-Boediono yang akan memulai masa bakti 20 Oktober 2009, catatan muram ini perlu dimaknai sebagai pengingat, masalah kualitas manusia Indonesia harus menjadi prioritas.

Pasangan SBY-Boediono diharapkan tak terlena oleh ninabobo indikator makroekonomi yang selalu diprediksikan secara optimis dan prospektif. Secara beruntun, lembaga keuangan dunia, seperti IMF, Bank Dunia, dan ADB, mengoreksi prediksi indikator makroekonomi Indonesia yang sebelumnya diindikasikan melemah.

Namun, pascapenetapan presiden terpilih, indikator itu dikoreksi secara optimistik. Sikap optimistik juga ditunjukkan lembaga pemeringkat ekonomi semisal Fitch dan majalah Economist dengan laporan khusus tentang prospek Indonesia pasca-Pemilu 2009.

Pengalaman membuktikan, ninabobo kokohnya fundamental makroekonomi dari lembaga keuangan internasional itu tak selamanya benar. Pada awal dekade 1990-an, saat pertumbuhan makro ekonomi Indonesia menjulang, Bank Dunia menjuluki Indonesia sebagai Macan Baru Asia, bahkan sempat menyebutnya sebagai Keajaiban Asia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com