Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Osteoporosis Mengancam Asia

Kompas.com - 15/10/2009, 10:55 WIB

Cyrus Cooper, Chair International Osteoporosis Foundation of Scientific Advisors, mengatakan, pemerintah mesti membantu masyarakat mampu memenuhi kebutuhan vitamin C dan kalsium, terutama kalangan masyarakat tidak mampu dan yang berada di pedesaan.

”Memang di sejumlah negara sudah ada sinyal positif. Osteoporosis sudah diakui sebagai masalah kesehatan yang perlu ditangani serius dengan menyiapkan program pencegahan dan perawatan. Pemerintah yang belum menyadari ancaman osteoporosis bagi penduduk di negaranya mesti diyakinkan dengan prevalensi data penderita dan beban ekonomi sosial yang timbul,” kata Cyrus.

Kuncinya pencegahan

Di Asia dan seluruh dunia diperkirakan 20 persen penduduk meninggal karena patah tulang pinggul terkait osteoporosis. Sebanyak 40 persen tidak bisa berjalan sendiri dan sisanya memerlukan bantuan orang lain selama setahun kemudian.

Penyakit itu sebenarnya sangat mudah dicegah. Program pencegahan dengan menjaga kesehatan tulang sejak usia muda mesti menjadi fokus untuk melawan osteoporosis massal.

Masa waktu terbaik untuk memastikan kesehatan tulang adalah semasa muda. Dengan menjalankan aktivitas olahraga dan nutrisi yang baik, kalsium yang cukup, ditambah paparan sinar matahari pagi yang cukup agar vitamin D berproduksi di tubuh, sudah bisa menguatkan tulang.

Joanne Todd, Health Platform Manager Fonterra, menjelaskan, penanganan penyakit osteoporosis di Asia perlu ditekankan pada pencegahan. ”Penyadaran akan ancaman osteoporosis harus semakin gencar dilakukan dengan melibatkan masyarakat. Pendidikan juga mesti dilakukan supaya masyarakat tahu bagaimana mencegah osteoporosis yang bisa jadi beban ekonomi dan sosial yang tinggi,” kata Joanne.

Kondisi osteoporosis di dunia saat ini, satu dari tiga perempuan dan satu dari lima laki-laki usia 50 tahun ke atas akan menderita patah tulang karena osteoporosis. Perubahan hormon menyebabkan perempuan lebih berisiko daripada laki-laki.

Kehilangan jaringan tulang secara umum dimulai setelah usia 40-an tahun. Kecepatan menggantikan jaringan tulang secara cepat dibandingkan kehilangannya. Pada perempuan tingkat kehilangan jaringan tulang meningkat setelah menopause, ketika produksi hormon estrogen berhenti. Kesehatan tulang sejak muda sangat dipengaruhi faktor nutrisi dan gaya hidup seperti olahraga. Asupan kalsium dan vitamin D mesti cukup.

Untuk penderita mesti diupayakan peningkatan keseimbangan, seperti program aktivitas yang disesuaikan secara individu, sehingga dapat mencegah jatuh. Program olahraga khusus di bawah pengawasan profesional dapat menolong pelepasan rasa sakit setelah patah tulang. (Ester Lince Napitupulu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com