Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

75 Persen Penderita Glaukoma Terlambat Berobat

Kompas.com - 16/10/2009, 04:23 WIB

KOMPAS.com - Sebanyak 75 persen penderita glaukoma di DIY yang berobat ke rumah sakit mata biasanya datang dalam kondisi terlambat. Padahal, glaukoma bisa menyebabkan kelainan mata permanen bahkan kebutaan. Penyakit ini menyerang siapa saja tanpa memandang status sosial.

Kepala Persatuan Dokter Mata Indonesia Cabang Yogyakarta Profesor dr Suhardjo SpM (K) mengemukan glaukoma berbeda dengan kelainan mata lainnya, termasuk katarak. Katarak bisa sembuhkan atau dikembalikan pada kondisi 100 persen, meskipun jarang. Sedang glaukoma tidak bisa kembali. Glukoma , jika dioperasi tidak menambah penglihatan. "Ini beda dengan katarak yang penglihatannya bisa kembali lagi," ujarnya di RS Mata Dr Yap Yogyakarta, Kamis (15/10).

Menurut Suhardjo yang didampingi oleh dr Enny Cahyani P SpM M Kes Wakil Direktur Pelayanan dan Pendidikan RS Mata Dr Yap dan dr Nurfifi Arliani SpM Kepala Seksi Pendidikan RS Mata Dr Yap, bahwa penderita glaukoma disebabkan oleh meningkatnya tekanan pada bola mata, akibat ketidakseimbangan antara produksi dan pembuangan cairan di bola mata.

Pada anak kecil, penyakit ini dapat menyebabkan bola matanya terlihat membesar. Sedang pada orang dewasa umumnya sulit dikenali, penderita hanya merasa tidak bisa mengenali obyek yang ia pandang dengan baik. Selain itu, kelopak mata terasa keras jika ditekan.

Karena itulah, menurut Suhardjo masyarakat harus waspada. Penyakit ini bisa diantisipasi dengan cara rajin memeriksakan kondisi matanya, terutama mereka yang berusia di atas 40 tahun. tidak hanya yang berusia 40 tahun ke atas. Bagi warga yang memiliki orangtua menderita glaukoma, bisa memeriksakan lebih dini. Selama ini, kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri masih menjadi kendala. Tidak hanya di DIY, tapi juga daerah lainnya di Indonesia, kata Suhardjo.

Enni menjelaskan bahwa di DIY penderita glaukoma ini berada pada urutan keempat setelah katarak, kelainan refraksi, dan kelainan kornea . Dalam sehari, ada sekitar 30 persen penderita glaukoma yang memeriksakan diri, dari total 200-an penderita yang datang ke Dr Yap.

Penderita gloukoma harus ditangai seumur hidup, itu yang menjadi persoalan. Jadi pihak ketiga jika yang ingin membantu biasanya keberatan. Kalau katarak kan operasi sekali, setelah itu memakai kacamata. Nah, gloukoma harus dikontrol seumur hidup. "Kalau tidak diobati pasti buta," ujarnya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com