Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyingkap Tabir Misteri Penuaan

Kompas.com - 21/10/2009, 06:49 WIB

Anda yang gemar menonton The Oprah Winfrey Show tentu tak asing dengan wajah dr Mehmet C Oz. Ia begitu piawai menjelaskan ihwal kesehatan dan kedokteran yang rumit dengan amat sederhana dan populer. Tak heran jika buku yang ia tulis bersama dr Michael F Roizen tahun 2007 berjudul You Staying Young: The Owner’s Manual Extending Your Warranty menjadi best seller nomor satu New York Times.

Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan baru saja diterbitkan oleh Penerbit Qanita (grup Mizan) dengan judul Staying Young: Jurus Menyiasati Kerja Gen agar Awet Muda Sepanjang Hidup. Yang menarik, di dalam buku ini dibahas dua hal, yaitu telomer dan mitokondria, keduanya bagian dari sel yang memengaruhi cepat lambatnya proses penuaan kita.

Tentang telomer, ternyata tahun ini tiga peneliti yang menyelidikinya: Carol Greider, Elizabeth Blackburn, dan Jack Szoztak, memperoleh Hadiah Nobel Kedokteran. Mereka dinilai berjasa menemukan bagaimana kromosom-kromosom dilindungi telomer dan enzim telomerase sehingga proses penuaan dapat diperlambat. Telomer sering dibandingkan dengan bagian plastik pada ujung- ujung tali sepatu (aglet) yang menahan agar tali sepatu itu tidak terurai (Kompas, 6/10).

Dalam buku You Staying Young, Oz dan Roizen menulis: ”Setiap kali sel-sel kita membelah diri, telomer akan memendek, seperti ujung tali sepatu yang usang karena terlalu sering dipakai. Saat pelindung di ujung kromosom lepas, DNA dan tali sepatu Anda akan berumbai dan menjadi lebih sulit dipakai. Itu yang menyebabkan sel-sel berhenti membelah dan berkembang. Saat sel-sel menyadari tidak dapat lagi membantu Anda, program bunuh diri sel (apoptosis) diaktifkan, yang akan memengaruhi kondisi penuaan. Namun, tubuh Anda juga memiliki protein— disebut telomerase—yang secara otomatis melengkapi dan menata ulang ujung-ujung kromosom supaya sel-sel tubuh (dan Anda) tetap sehat.”

Telomer yang pendek di antaranya dapat terjadi karena hidup yang penuh stres. ”Tekanan hidup yang berat dapat berpengaruh besar terhadap cara sel tubuh membelah diri—atau berhenti membelah diri. Dengan meditasi, Anda akan mampu memperbaiki telomer dan memperlambat penuaan,” demikian Oz dan Roizen.

Mitokondria seperti generator

Bagaimana dengan mitokondria? Jika telomer terdapat di kromosom dalam inti sel, mitokondria terdapat di luar inti sel. Di dalam satu sel tubuh kita terdapat ratusan mitokondria, yang berfungsi mengubah nutrisi yang berasal dari makanan menjadi bentuk energi yang dimanfaatkan tubuh dalam menjalankan fungsinya.

”Mereka berperan sebagai penggerak utama proses metabolisme. Fungsi dan kondisi disfungsi mereka menjadi tulang punggung yang membangun teori penuaan,” tulis kedua dokter Amerika ini, yang membandingkan mitokondria dengan gedung pembangkit listrik tubuh.

Jika mitokondria diiris horizontal, akan terlihat pola mirip labirin, dan di dalam satu mitokondrion terdapat lusinan untai asam deoksiribo-nukleat (DNA). Saat mitokondria mengubah makanan menjadi bentuk energi, mereka menghasilkan radikal bebas oksigen—molekul-molekul penyebab terjadinya peradangan yang berbahaya bagi mitokondria. Ibarat pabrik yang sudah tua, mitokondria yang menua memuntahkan lebih banyak limbah industri ke lingkungan.

Kian banyak radikal bebas akan lebih banyak kerusakan terhadap DNA mitokondria sehingga kerja mereka tidak efisien. Berarti mitokondria tidak memperoleh sebagian besar energi yang berasal dari pembakaran gula dan oksigen. Akibatnya, terjadi penurunan kadar adenosin trifosfat (ATP), sumber energi utama, walaupun tubuh kita mendapat asupan nutrisi yang cukup.

Kerusakan akibat radang yang terjadi dalam sel tubuh dan mitokondria ini menyebabkan beberapa gangguan yang berhubungan dengan penuaan, di antaranya penyumbatan arteri yang menyebabkan serangan jantung. Kerusakan mitokondria juga terjadi pada penderita diabetes karena mitokondria memengaruhi kemampuan pankreas dalam memproduksi insulin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com