Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyingkap Tabir Misteri Penuaan

Kompas.com - 21/10/2009, 06:49 WIB

Penjelasan populer tentang mitokondria di atas dipuji oleh Prof Dr Sangkot Marzuki, Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, yang meneliti dan telah menulis ratusan makalah tentang aparat sel tubuh ini. ”Memang betul mitokondria itu mirip generator penghasil listrik dan energi dalam tubuh kita,” katanya ketika ditemui kemarin.

Menurut Sangkot, riset tentang ATP yang sebagian besar dibuat di mitokondria itu telah menghasilkan dua buah Hadiah Nobel Kimia, yaitu tahun 1978 untuk Peter Mitchell (yang menemukan model transfer energi biologis lewat formulasi teori osmotik kimiawi yang lazim disebut sebagai Proton Motive Force) dan tahun 1997 bagi Paul D Boyer, John E Walker, dan Jens C Skou yang membuktikan terjadinya proses sintesis ATP.

”ATP yang dihasilkan mitokondria dipakai oleh tubuh kita untuk pergerakan, panas tubuh, dan pertumbuhan/regenerasi. Perlambatan proses penuaan dapat diintervensi dengan meningkatkan efisiensi produksi ATP, antara lain dengan konsumsi vitamin K, vitamin C, dan koenzim Q10,” tutur Sangkot.

Penelitian dan teori Sangkot tentang kaitan mitokondria dan proses penuaan ini di antaranya pernah dipublikasikan di jurnal Lancet, 25 Maret 1989. ”Saya dan beberapa peneliti lain menemukan bahwa aktivitas mitokondria manusia terus menurun seiring dengan meningkatnya usia. Batas usia tertinggi manusia maksimum adalah 120 tahun. Mau berumur panjang lebih panjang lagi? Hambat kerusakan mitokondria,” katanya.

Betapapun peran mitokondria tak bisa dipandang kalah penting daripada telomer. Hanya peluang memperoleh pengakuan seperti Nobel Kedokteran, menurut Sangkot, jauh lebih sulit karena biologi molekuler mitokondria jauh lebih sulit dan kompleks ketimbang telomer. Kendati ia termasuk salah satu perintis teori kaitan kerusakan mitokondria dan penuaan, kesibukannya sebagai pemimpin sejak Institut Ejikman dihidupkan lagi tahun 1990 membuat peneliti lain seperti Doug Wallace (AS) leading.

Hal yang melegakan Sangkot, jurnal Nature tahun 2004 pernah memublikasikan temuan tentang mencit transgenik yang mengalami penuaan dini karena sintesis DNA mitokondrianya dihambat. Prof Yazuo Kagawa, tokoh sintesis ATP, mengirim kartu tahun baru dan menyatakan teorinya terbukti.

Juga untuk kumpulan makalahnya tentang mitokondria tahun 1974-1995 yang ia serahkan ke Universitas Monash, Melbourne, tahun 1997 untuk doktor tinggi (DSc)-nya, dua profesor yang menilainya mengakui kontribusi Sangkot dalam menerangkan kaitan penuaan dengan kerusakan mitokondria.

Tidak mustahil bakal ada Hadiah Nobel Kedokteran untuk riset kaitan mitokondria dan penuaan, dengan atau tanpa Sangkot. Tabir misteri penuaan pun kian tersibak....

IRWAN JULIANTO

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com