Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Ciri Keputihan Vagina Abnormal

Kompas.com - 26/10/2009, 14:12 WIB

KOMPAS.com - Keputihan merupakan salah satu masalah wanita yang paling sering terjadi. Sekitar 75 persen wanita di seluruh dunia pernah mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidupnya. Kenali ciri - ciri keputihan abnormal ini dan bandingkan dengan kondisi Anda. Semoga membantu!

1. Keputihan berwarna coklat atau ada sedikit darah
Ini merupakan keputihan yang seringkali terjadi jika Anda mempunyai siklus menstruasi yang tidak teratur. Waspadai jika keputihan ini disertai perdarahan dari vagina yang sering terjadi dan juga nyeri panggul, karena situasi ini bisa pada penderita kanker serviks maupun kanker endometrium.

2. Keputihan berwarna kuning atau keruh
Jika keputihan ini disertai dengan perdarahan dari vagina di luar siklus menstruasi dan nyeri saat berkemih, bisa jadi ini merupakan tanda infeksi gonorea.

3. Keputihan berwarna kuning atau hijau, berbusa dan berbau busuk
Biasanya keputihan seperti ini disertai dengan nyeri dan gatal saat Anda berkemih. Ada kemungkinan Anda terkena infeksi trikomoniasis.

4. Keputihan berwarna pink
Biasanya keputihan ini terjadi setelah melahirkan.

5. Keputihan berwarna putih kekuningan dan agak kental seperti susu
Keputihan seperti susu ini bila disertai bengkak dan nyeri sekitar bibir vagina, gatal - gatal hingga nyeri saat berhubungan seks biasanya merupakan pertanda adanya infeksi jamur.

6. Keputihan yang berwarna abu - abu, atau kuning dengan bau amis seperti ikan
Biasanya keputihan ini disertai oleh rasa panas seperti terbakar, gatal, kemerahan dan bengkak di bibir vagina atau vulva. Ini merupakan pertanda adanya infeksi vagina karena bakteri.

Jika Anda merasa bahwa keputihan Anda termasuk abnormal, maka segeralah temui dokter . Pastikan saat menemui dokter Anda tidak membersihkan vagina dengan sabun pencuci atau apapun sehingga ia bisa melihat kondisi keputihan Anda dengan baik. Anda akan diberi pengobatan sesuai dengan kondisi Anda dan dipantau perkembangannya. Lebih baik jangan mengobati sendiri, karena belum tentu pengobatan Anda sesuai dengan infeksi yang Anda alami dan justru bisa menambah masalah dan membuatnya semakin sulit diobati.

dr.Intan Airlina Febiliawanti

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com